Gibran Ikut Tren Tarian Pacu Jalur, Netizen: Segera Daftarkan ke UNESCO Pak

Selasa, 08 Juli 2025 | 16:47 WIB
Gibran Ikut Tren Tarian Pacu Jalur, Netizen: Segera Daftarkan ke UNESCO Pak
Tarian Pacu Jalur Ala Wapres Gibran [Tiktok]

Apa Itu Festival Pacu Jalur?

Festival Pacu Jalur merupakan tradisi tua yang telah diwariskan turun-temurun oleh Masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.

Tradisi tersebut mencerminkan semangat kolektif, kehormatan kampung, serta nilai spiritual dan sosial yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat.

Pacu Jalur sendiri merupakan lomba perahu Panjang yang digelar setiap tahun di Sungai Kuantan.

Tak sekadar olahraga tradisional, acara ini juga menjadi panggung budaya dan simbol solidaritas antar-kampung.

Melansir dari Digital Kuansing, Pacu Jalur ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17.

Awalnya jalur digunakan sebagai alat angkut hasil bumi disepanjang Sungai Kuantan, namun aktivitas ini berkembang menjadi ajang perlombaan antar-kampung saat perayaan adat dan hari besar keagamaan.

Di jaman Belanda, Pacu Jalur menjadi agenda resmi untuk merayakan ulang tahun Ratu Belanda.

Namun setelah Indonesia Merdeka, waktu penyelenggaraannya disesuaikan dan digelar setiap bulan Agustus untuk memperingati HUT RI.

Baca Juga: Gibran Bakal Diberi Tugas di Papua, Ujian dari Prabowo atau Berisiko Ciptakan Dua Kekuatan Elite?

Lokasi utama Pacu Jalur kini berada di Tepian Narosa, Teluk Kuantan. Pacu Jalur ini tidak hanya soal kecepatan mendayung. Dalam setiap aspeknya terkandung nilai adat, spiritual dan filosofi Melayu.

Sebelum lomba, Masyarakat menggelar prosesi buka jalur, sebuah upacara pembersihan spiritual dan doa keselamatan

Tokoh adat atau dukun kampung akan memimpin ritual tersebut agar jalur terbebas dari gangguan dan membawa keberuntungan bagi awaknya.

Struktur awak jalur terdiri dari komando jalur, juru mudi, tukang gelek (penabuh irama), hingga penari jalur yang biasanya anak-anak.

Untuk panjang perahu jalur bisa mencapai 40 meter dan diisi hingga 60 awak. Jalur dihias dengan ornament warna-warni seperti kepala naga, payung kuning, dan umbul-umbul yang mencerminkan identitas serta kekuatan kampung.

Sejak 2014, Pacu Jalur ditetapkan sebagai warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kemendikbudristek.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI