Beban Moral dan Kerinduan yang Terpendam
Di balik senyum ramahnya, Pita memikul "beban moral" yang berat. Ia sadar bahwa setiap perilakunya akan menjadi cerminan bangsa.
Sebuah insiden sederhana di Argentina menggambarkan betapa dalamnya kesadaran ini. Ia yang terbiasa membungkuk saat lewat di depan orang tua, justru membuat tetangganya yang sudah sepuh bingung.
"Suatu hari, saat saya bertemu dengan tetangga apartemen saya yang sudah sepuh sedang duduk menunggu lift bersama, saya melakukan itu dan Beliau bertanya, 'Apa kamu malu bertemu dengan saya?' Kemudian saya jelaskan dan kami pun menjadi sama-sama belajar," kenangnya.
Namun, di antara semua suka dan tantangan, ada satu duka yang selalu ia bawa: jarak dengan keluarga, terutama sang ibu.
Teknologi memang membantu, namun tak pernah bisa menggantikan pelukan. Perbedaan waktu 10 jam dengan Yogyakarta saat di Argentina membuat intensitas komunikasinya berkurang, sebuah kerinduan sunyi yang ia simpan di belahan dunia lain.