Hilirisasi Nikel Jokowi Dikuliti Bivitri Susanti: Cuma Untungkan Segelintir Orang?

Jum'at, 11 Juli 2025 | 12:59 WIB
Hilirisasi Nikel Jokowi Dikuliti Bivitri Susanti: Cuma Untungkan Segelintir Orang?
Pakar hukum tata negara Bivitri Susanti di podcast "Deddy Sitorus Official. [YouTube]

"Pembatalan izin tambang oleh Prabowo diapresiasi, namun diingatkan bahwa banyak izin tambang yang dimatikan lalu hidup lagi," ujar Bivitri.

Ia menegaskan, ini adalah cerminan dari lemahnya penegakan hukum dan kuatnya relasi bisnis di lingkar kekuasaan. "Perlu pembongkaran cara pemberian izin dan relasi bisnis di baliknya," tegasnya.

Ketidakadilan ini, lanjutnya, menjadi penyebab utama kemiskinan di daerah-daerah yang kaya akan sumber daya alam.

"Kekayaan alam Indonesia sangat besar, namun banyak rakyat miskin karena yang menikmati hanya segelintir orang," katanya.

Hak-hak masyarakat adat pun kerap menjadi korban. "Masyarakat adat seringkali dipinggirkan dan tanahnya diambil karena dianggap tidak memiliki sertifikat, padahal negara seharusnya menguasai tanah untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."

Borok Hilirisasi Nikel: Dari Ekspor Ilegal hingga Ancaman Sampah B3

Kondisi tambang nikel di Raja Ampat. [Antara]
Kondisi tambang nikel di Raja Ampat. [Antara]

Salah satu program andalan pemerintah, hilirisasi nikel, tidak luput dari kritik tajam Bivitri. Alih-alih mendatangkan kemakmuran merata, ia mengungkap fakta mengejutkan di lapangan.

"Hilirisasi nikel yang dibanggakan ternyata diekspor ilegal dan kini mengalami oversupply," ungkap Bivitri.

Kondisi ini diperparah dengan perkembangan teknologi global yang bisa membuat investasi triliunan rupiah pada nikel menjadi sia-sia. Bivitri menyoroti munculnya teknologi baterai baru yang tidak lagi bergantung pada nikel, sebuah disrupsi yang dapat memukul telak industri nikel nasional di masa depan.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Malut Melejit 34,6 Persen, Ini Daftar Tambang Nikel di Indonesia

Lebih dari itu, ia mengkritik keras distribusi keuntungan dari program ini. Menurutnya, kue ekonomi dari hilirisasi hanya dinikmati oleh segelintir elite. "Hilirisasi yang terjadi lebih menguntungkan segelintir orang yang memiliki perusahaan, bukan rakyat," tegasnya.

Aspek lingkungan juga menjadi sorotan utama. Narasi mobil listrik sebagai solusi ramah lingkungan dimentahkan oleh Bivitri. Ia memaparkan sisi gelap dari transisi energi ini, di mana sumber listriknya masih bergantung pada batu bara dan limbah baterainya menjadi ancaman baru.

"Penggunaan mobil listrik dikritik karena sumber energinya masih dari fosil dan baterainya sulit diurai, berpotensi menjadi sampah berbahaya," paparnya.

Lingkaran Setan Izin Tambang dan Ketidakadilan

Ilustrasi tambang nikel di Raja Ampat. [FakartunXSuara.com]
Ilustrasi tambang nikel di Raja Ampat. [FakartunXSuara.com]

Masalah nikel hanyalah puncak dari gunung es persoalan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia. Bivitri juga menyoroti carut-marut perizinan tambang secara umum. Meskipun langkah Prabowo membatalkan izin tambang di Raja Ampat diapresiasi, ia mengingatkan bahwa ini bukan solusi permanen.

"Pembatalan izin tambang oleh Prabowo diapresiasi, namun diingatkan bahwa banyak izin tambang yang dimatikan lalu hidup lagi," ujar Bivitri. Ia mendesak adanya audit menyeluruh terhadap sistem perizinan. "Perlu pembongkaran cara pemberian izin dan relasi bisnis di baliknya," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI