Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyoroti pentingnya kesejahteraan guru ngaji di ibu kota dan mendorong adanya peningkatan insentif bagi mereka.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyatakan bahwa salah satu mekanisme kunci untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui program sertifikasi profesi.
Menurut Rano, saat ini Pemprov DKI telah mengalokasikan insentif bagi 6.700 guru ngaji di Jakarta. Masing-masing guru ngaji menerima bantuan sebesar Rp500 ribu per bulan, dengan total anggaran mencapai Rp40,2 miliar dalam setahun.
Tidak hanya itu, dukungan juga diberikan melalui Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) yang pada tahun ini anggarannya sebesar Rp195 miliar.
"Semoga dengan bantuan ini dapat meningkatkan kesejahteraannya," kata Rano saat menghadiri acara Silaturahmi Tilawatil Nasional di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (12/7/2025).
Lebih lanjut, Rano berharap adanya peningkatan nominal insentif untuk para guru ngaji. Namun, ia menekankan bahwa rencana ini memerlukan persetujuan dari DPRD DKI dan sebuah mekanisme yang jelas.
Di sinilah program sertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) memegang peranan penting.
"Saya yakin guru ngaji pasti mau mendapatkan sertifikasi karena sangat penting bagi perkembangan zaman sekarang ini. Kita harus punya mekanisme yang dilalui untuk bisa meningkatkan kesejahteraan guru ngaji, salah satunya dengan sertifikasi," katanya.
Politikus PDIP itu menegaskan kembali bahwa proses untuk menaikkan insentif harus melalui jalur yang tepat dan disepakati bersama legislatif.
Baca Juga: Kritik Tajam Mandra untuk Rano Karno Usai Jabat Wagub DKI Jakarta, Kini Musuhan?
"Peningkatan ini juga harus ada kesepakatan DPRD. Tapi, intinya pada dasarnya DPRD sudah paham, tapi kita harus punya mekanisme yang harus dilalui untuk bisa meningkatkan kesejahteraannya. Salah satunya dengan sertifikasi," tuturnya. (Antara)