BNPB Tabur 12,4 Ton Garam di Langit Jabodetabek, Intensitas Hujan Turun Drastis

Hairul Alwan Suara.Com
Jum'at, 11 Juli 2025 | 15:21 WIB
BNPB Tabur 12,4 Ton Garam di Langit Jabodetabek, Intensitas Hujan Turun Drastis
Petugas menyiapkan pesawat yang digunakan BNPB untuk Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) menekan intensitas hujan di wilayah Jabodetabek di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis 10 Juli 2025. [ANTARA/HO-BNPB]

Suara.com - Upaya intervensi cuaca secara masif dilakukan pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan menaburkan belasan ton bahan semai yang salah satunya NaCl atau garam untuk mencegah potensi banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Bekasi (Jabodetabek).

Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilakukan BNPB ini terbukti efektif menurunkan intensitas hujan di Jabodetabek, memberikan waktu krusial bagi penanganan darurat di darat.

Sebanyak 16 ton bahan semai, yang terdiri dari 12,4 ton natrium klorida (NaCl) dan 3,6 ton kalsium oksida (CaO), telah ditebar di langit kawasan Jabodetabek oleh BNPB melalui 18 sorti penerbangan.

OMC yang digagas BNPB ini berhasil mengubah kondisi cuaca secara signifikan hanya dalam empat hari, menekan intensitas hujan untuk mitigasi bencana banjir.

Upaya pemerintah dalam menangani darurat cuaca ekstrem di musim kemarau basah yang melanda Jawa Barat dan Jakarta menunjukkan hasil yang signifikan.

Operasi modifikasi cuaca yang dilaksanakan sejak 7 Juli 2025 telah berhasil menekan potensi hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir.

"Sejak empat hari dilaksanakannya OMC, Satgas gabungan OMC Jabodetabek mencatat penurunan intensitas hujan yang signifikan antara 30-60 persen di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dilansir dari ANTARA, 11 Juli 2025.

"Bahkan, dalam dua hari ini cuaca Jakarta dalam kondisi terik tanpa hujan," imbuh Abdul Muhari menjelaskan progres OMC Jabodetabek.

Operasi yang melibatkan sinergi antara BNPB, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta TNI Angkatan Udara ini merupakan respons cepat setelah terjadinya banjir di sejumlah lokasi.

Baca Juga: BMKG Klaim Modifikasi Cuaca di Jabodetabek Berhasil Turunkan Intensitas Hujan, Begini Penjelasannya

Hingga hari keempat pelaksanaannya, total 12,4 ton natrium klorida dan 3,6 ton kalsium oksida telah digunakan untuk menyemai awan-awan hujan potensial.

Dengan berkurangnya curah hujan, tim di lapangan kini dapat mengoptimalkan upaya penanggulangan banjir, seperti pemompaan air dan perkuatan tanggul.

Tujuannya adalah agar aktivitas masyarakat dapat segera kembali normal. Meskipun tren hujan di Jawa bagian barat cenderung menurun, kewaspadaan tetap ditingkatkan.

Pantauan BMKG mencatat adanya potensi gelombang atmosfer yang aktif pada 12 Juli 2025, yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah lain di Indonesia, termasuk di bagian timur.

Melihat dinamika cuaca tersebut, kelanjutan dari operasi ini masih akan dipertimbangkan.

"BNPB dan BMKG akan melakukan evaluasi bersama pada akhir masa operasi modifikasi cuaca besok (Sabtu, 12 Juli 2025) untuk menentukan kebutuhan perpanjangan masa OMC," pungkas Abdul Muhari.(ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI