Dalam lanskap politik pasca-Pilpres 2024, serangan terhadap integritas Jokowi dipandang sebagai upaya strategis untuk mengikis kepercayaan publik terhadap pemerintahan saat ini dan figur-figur yang didukungnya.
Isu ini adalah contoh klasik bagaimana disinformasi digunakan untuk menyerang persepsi publik terhadap integritas seorang tokoh.
Pertarungan ini bukan lagi soal kebenaran selembar kertas, melainkan perang narasi yang lebih besar.
Di satu sisi, ada upaya sistematis untuk meruntuhkan sebuah legasi. Di sisi lain, ada upaya mempertahankan legitimasi dengan menempuh jalur hukum.
Pada akhirnya, yang dipertaruhkan bukan hanya nama baik Jokowi, tetapi juga kualitas diskursus demokrasi Indonesia di tengah derasnya arus informasi yang sarat akan kepentingan.