Nias, Surga yang 'Terluka': Pengakuan Pelancong soal Kerusakan Jalan di Pulau Nias

Suhardiman Suara.Com
Rabu, 16 Juli 2025 | 13:25 WIB
Nias, Surga yang 'Terluka': Pengakuan Pelancong soal Kerusakan Jalan di Pulau Nias
Kondisi jalan menghubungkan Nias Utara-Nias Barat yang cukup untuk mendapat perhatian. [Antara]

Suara.com - Buka media sosial, ketik Nias, dan kamu akan tenggelam dalam lautan keindahan. Ombak di Pantai Sorake, rumah adat, dan lanskap pantai yang seolah tak tersentuh.

Nias adalah potret kecil pariwisata eksotis Indonesia. Namun, di balik foto-foto menakjubkan itu, tersembunyi sebuah realitas pahit yang bisa mengubah perjalanan impian menjadi mimpi buruk.

Kenyataan ini dirasakan langsung oleh sepasang pelancong T. Faisal (65) dan dr. Indriati (61). Mereka bukan turis biasa.

Dengan rekam jejak menjelajahi lebih dari 30 provinsi di Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara menggunakan mobil pribadi, kesaksian mereka memiliki bobot yang luar biasa.

Mereka mengungkapkan kekagetan atas kondisi jalan di Pulau Nias, khususnya di Nias Utara dan Nias Barat.

Perjalanan pasangan asal Padangsidimpuan ini di Nias dimulai dengan optimisme. Mereka tiba di Gunungsitoli pada 8 Juli 2025 setelah menyeberang melalui Pelabuhan Singkil.

Selama tiga hari mereka menjelajahi ibu kota Pulau Nias dan bermalam di kawasan Pantai Bintang Utara, dekat Museum Pusaka Nias.

"Berkeliling dengan mobil sendiri, kami cukup terkesan dengan kondisi jalan di Gunungsitoli, masih tergolong bagus dan nyaman untuk dilalui," kata Faisal, melansir Antara, Rabu (16/7).

Kesan positif ini sayangnya hanya berumur pendek. Kegembiraan mereka mulai terkikis saat petualangan membawa mereka menuju wilayah Nias Utara dan Nias Barat.

Dalam perjalanan menuju Pantai Sawa Kete, Nias Utara, kondisi jalan provinsi disebut sangat memprihatinkan.

"Aspalnya banyak yang mengelupas, berlubang, dan memaksa kami melaju dengan sangat lambat. Pada malam hari, minimnya penerangan membuat perjalanan semakin berbahaya," ujar Faisal.

Keluhan serupa mereka temui saat melanjutkan perjalanan ke Pantai Sirombu di Nias Barat. Mereka mengaku sempat berencana melanjutkan perjalanan ke Pantai Sorake, namun mendapat saran dari komunitas RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) dan warga setempat untuk tidak menempuh rute tersebut.

"Menurut informasi, kondisi jalan dari Pantai Sirombu ke Pantai Sorake sangat rusak dan berisiko. Kami akhirnya memilih kembali memutar ke Gunungsitoli," ucapnya.

Mereka menilai, infrastruktur jalan di beberapa wilayah Pulau Nias, khususnya di jalur penghubung antarkabupaten, merupakan yang terburuk dari seluruh tempat yang pernah mereka kunjungi, baik di dalam negeri maupun di Asia Tenggara.

"Kami berharap Pemprov Sumut dan pemerintah pusat memberi perhatian serius terhadap kondisi ini. Potensi wisata Pulau Nias luar biasa, namun akses yang buruk bisa menghambat perkembangan ekonomi lokal," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI