Analisis Rocky Gerung: Ambisi Prabowo di BRICS Bisa Berakhir Jadi 'Jebakan Geopolitik' Berbahaya

Rabu, 16 Juli 2025 | 20:43 WIB
Analisis Rocky Gerung: Ambisi Prabowo di BRICS Bisa Berakhir Jadi 'Jebakan Geopolitik' Berbahaya
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sikap Indonesia terkait isu perdamaian dunia di sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT BRICS 2025 di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (6/7/2025). [Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden]

Suara.com - Keputusan monumental Indonesia untuk bergabung dengan aliansi BRICS di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto memicu perdebatan sengit.

Pengamat politik kawakan, Rocky Gerung, memberikan analisis tajam yang menyoroti dua sisi mata uang dari langkah geopolitik ini: sebuah jalan tol menuju status pemimpin global atau sebuah jebakan proksi yang berbahaya.

Dalam sebuah diskusi di kanal YouTube Hendri Satrio Official, Rocky Gerung membedah manuver Prabowo yang dinilainya sangat strategis.

Menurutnya, ini adalah pertaruhan besar untuk memposisikan Indonesia secara tegas di panggung dunia, terutama di antara negara-negara non-Barat.

Ambisi Prabowo Menjadi Nakhoda 'Global South'

Rocky Gerung secara lugas menyebut langkah Prabowo membawa Indonesia ke dalam orbit BRICS—aliansi yang digawangi Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan—sebagai upaya ambisius untuk meraih panggung utama.

Keanggotaan ini secara resmi diumumkan pada 6 Januari 2025, menjadikan Indonesia anggota ke-10 setelah perluasan sebelumnya.

"Langkah ini dianggap strategis bagi Prabowo untuk menjadi pemimpin dunia dan menonjol di 'global south'," ujar Rocky Gerung.

Analisis ini menggarisbawahi bahwa bagi Prabowo, BRICS bukan sekadar blok ekonomi, melainkan sebuah platform untuk mengukuhkan pengaruh Indonesia di antara negara-negara berkembang, atau yang kerap dijuluki "Global South".

Baca Juga: Prabowo Buka Suara Soal Tarif Impor AS: Semua Sudah Dihitung, Rakyat yang Utama!

Dengan bergabung, Indonesia berpeluang besar mendiversifikasi kemitraan ekonomi dan politik, mengurangi ketergantungan pada kekuatan Barat, dan memperoleh suara yang lebih lantang dalam isu-isu global.

Langkah ini sejalan dengan visi Prabowo untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan regional dan global yang disegani. BRICS, yang kini merepresentasikan hampir separuh populasi dunia dan menyumbang porsi signifikan terhadap PDB global, menawarkan pasar yang sangat luas dan akses pendanaan alternatif melalui New Development Bank (NDB).

Pengamat Politik Rocky Gerung. [YouTube/Hendri Satrio Official]
Pengamat Politik Rocky Gerung. [YouTube/Hendri Satrio Official]

Waspada Jebakan Proksi dan Dimensi Militer

Namun, di balik peluang emas tersebut, Rocky Gerung menyalakan alarm peringatan. Ia menyoroti kompleksitas internal BRICS dan ketegangan geopolitik global yang bisa menyeret Indonesia ke posisi sulit.

"Namun, ada risiko terkait dinamika internal BRICS dan potensi menjadi proksi dalam persaingan geopolitik," kata Rocky.

Peringatan ini menjadi sangat relevan di tengah meningkatnya rivalitas antara blok Barat pimpinan Amerika Serikat dengan poros Tiongkok dan Rusia yang menjadi motor utama BRICS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI