Mediasi Buntu, Dedi Mulyadi Perintahkan Investigasi Kasus Bunuh Diri Siswa SMAN 6 Garut

Hairul Alwan Suara.Com
Kamis, 17 Juli 2025 | 21:54 WIB
Mediasi Buntu, Dedi Mulyadi Perintahkan Investigasi Kasus Bunuh Diri Siswa SMAN 6 Garut
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. [ANTARA/Ricky Prayoga]

Suara.com - Upaya mediasi yang dilakukan Gubernur Jawa Barat untuk menemukan titik terang dalam kasus tragis siswa SMAN 6 Garut, Priya Nailuredha Thoriq yang diduga bunuh diri usai dibully atau mendapatkan perundungan berakhir buntu.

Pertemuan yang mempertemukan keluarga korban dengan jajaran petinggi sekolah, termasuk kepala sekolah, guru BK, dan wali kelas, gagal mencapai rekonsiliasi karena kedua belah pihak bersikukuh pada kebenaran versi masing-masing.

Kebuntuan ini memaksa Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mengambil langkah yang lebih tegas dan drastis.

Ia secara resmi mengeskalasi penanganan kasus ini dari upaya damai ke level investigasi formal yang akan dilakukan oleh tim dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat.

"Hari ini kita sudah pertemuan yah antara pihak kepala sekolah, wali kelas, BK, dan guru fisika dengan keluarganya (keluarga korban)," ujar Dedi Mulyadi usai memimpin pertemuan.

Ia menjelaskan alasan mengapa jalur rekonsiliasi tidak dapat dilanjutkan.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (kiri) berbincang mengenai dugaan siswa SMAN 6 garut gantung diri karena dibully.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (kiri) berbincang mengenai dugaan siswa SMAN 6 garut gantung diri karena dibully.

"Karena dua-duanya merasa benar, tadinya kita mau langsung direkonsiliasikan yah, diakurkan. Tapi dua-duanya merasa benar maka kita menempuh jalur investigatif, pendalaman," tegasnya.

Dengan gagalnya mediasi, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa fokus kini beralih sepenuhnya pada proses penyelidikan untuk mencari fakta dan potensi pelanggaran oleh pihak sekolah. Ia telah menugaskan BKD Jabar untuk membentuk tim khusus.

"Jadi saya sudah menugaskan kepala Badan Kepegawaian daerah Provinsi Jawa Barat untuk melakukan investigasi mencari titik masalahnya," kata Dedi.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Copot Kepala SMAN 6 Garut Buntut Kasus Siswa Bunuh Diri Karena Dibully

Fokus investigasi pun sangat jelas: mencari ada atau tidaknya unsur kelalaian dari para penyelenggara pendidikan dalam menjalankan tanggung jawab mereka.

"Apakah ada kelalaian penyelenggara pendidikan? baik kepala sekolah, wali kelas, BKnya maupun guru fisikanya. Apakah ada kelalaian terhadap tanggungjawab yang dimilikinya," rincinya.

Kepala Sekolah Dinonaktifkan Demi Objektivitas
Untuk memastikan proses investigasi berjalan tanpa tekanan dan intervensi, Dedi Mulyadi mengambil langkah cepat dengan menonaktifkan sementara Kepala Sekolah SMAN 6 Garut.

Menurutnya, ini adalah syarat mutlak agar pemeriksaan dapat berlangsung secara transparan dan objektif.

"Untuk mewujudkan semua rangkaian ini berlaku secara transparan, maka kepala sekolahnya dinonaktifkan sementara dulu, sampai pemeriksaan selesai. Agar pemeriksaan berjalan secara objektif," jelas Dedi.

Orang nomor satu di Provinsi Jabar itu pun kemudian mempertanyakan kapan proses investigasi terhadap kasus tersebut akan berlangsung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI