Ia menduga operasinya hanya berganti baju, bertransformasi ke dalam entitas baru untuk melanjutkan modus serupa.
"Meskipun Petral dinonaktifkan, operasinya bisa dilanjutkan dengan nama atau kendaraan lain seperti Pertamina International Marketing (PIM) yang dibentuk sekitar 2015-2016," katanya.
Ironisnya, pembentukan ISC pada 2008 oleh Ari Sumarno sejatinya memiliki niat baik, yakni untuk sentralisasi pengadaan demi menjamin keamanan pasokan energi nasional. Namun, niat mulia itu diduga telah dibajak untuk kepentingan lain.
"Pembentukan ISC pada 2008 oleh Ari Sumarno bertujuan baik untuk sentralisasi dan menjamin pasokan, namun disalahgunakan," jelas Yusri.
Kritik tajam juga dilayangkan Yusri pada kebijakan Menteri BUMN Erick Thohir yang merombak struktur Pertamina menjadi model holding dan subholding. Menurutnya, perubahan ini justru salah arah dan tidak membuat tata kelola BUMN energi itu menjadi lebih efisien.
"Perubahan struktur Pertamina menjadi holding dan subholding oleh Menteri BUMN Erick Thohir dinilai salah dan tidak efisien," tegasnya.