Menteri PKP Tawarkan Solusi Pinjaman Rumah Lebih Mudah dan Murah di Jabar, Bye-bye Bank Emok

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 23 Juli 2025 | 09:32 WIB
Menteri PKP Tawarkan Solusi Pinjaman Rumah Lebih Mudah dan Murah di Jabar, Bye-bye Bank Emok
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait. [ANTARA]

Suara.com - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, bersama Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengajak masyarakat untuk menjauhi praktik rentenir atau yang kerap disebut “bank emok” dengan memanfaatkan program Pembiayaan Mikro Perumahan, yang dikenal dengan “Pembiayaan Home.”

Dalam sambutannya, Menteri Maruarar menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Jawa Barat atas dukungan dalam kolaborasi program tersebut.

“Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan Gubernur Jawa Barat dalam kolaborasi Pembiayaan Mikro Perumahan untuk masyarakat Jabar,” ujarnya dilansir dari laman Antara, Rabu (23/7/2025).

Menteri Maruarar menegaskan, ketimbang meminjam dana ke rentenir dengan bunga tinggi, masyarakat lebih baik menggunakan fasilitas Pembiayaan Mikro Perumahan yang disediakan Kementerian PKP.

“Pinjaman ini bisa dipakai untuk merenovasi rumah atau bahkan untuk modal usaha kecil dengan proses yang lebih mudah, murah, dan cepat,” tambahnya.

Menurutnya, persoalan rentenir dan tengkulak masih menjadi masalah besar di seluruh Indonesia yang membutuhkan perhatian serius agar masyarakat tidak terjebak utang berkepanjangan.

“Kita tidak perlu marah-marah menghadapi rentenir, tapi hadapi lewat program ini agar masyarakat terbebas dari jeratan utang berbunga tinggi,” jelas Maruarar.

Pada Selasa malam (22/7), Menteri PKP juga meluncurkan kampanye Pembiayaan Home di Lembur Pakuan, kediaman Gubernur Jabar.

Hadir dalam acara ini sejumlah pejabat penting, seperti Wakil Kepala Staf Kepresidenan M Qodari, Staf Ahli Kementerian Desa Sugito, Sekdaprov Jabar Herman Suryatman, para bupati dan wali kota di wilayah Jawa Barat, hingga Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) dan Komisioner BP Tapera.

Baca Juga: Menteri PKP Maruarar Sirait Sambangi Meikarta: Kita Cari Solusi

Kegiatan ini merupakan inisiasi bersama antara Kementerian PKP, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, PT SMF, Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Bank BJB.

Menteri Maruarar juga sempat berdialog langsung dengan para ibu penerima program “Pembiayaan Home,” yang rata-rata memperoleh pinjaman Rp1 juta dengan bunga terjangkau dan pencairan cepat dalam tiga hari.

Selain itu, ia menyerahkan secara simbolis kunci rumah subsidi kepada 20 penerima KPR FLPP dari Bank BJB.

“Dengan Pembiayaan Home, saya berharap perekonomian masyarakat meningkat dan mereka dapat menghuni rumah subsidi yang layak dan berkualitas,” kata Maruarar.

Ia menambahkan, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah membuka ‘karpet merah’ di bidang perumahan, termasuk pemberian fasilitas bebas BPHTB dan PBG.

“Ada sekitar 26 juta rumah tidak layak huni yang perlu direnovasi di Indonesia, dan Jawa Barat termasuk daerah dengan jumlah tinggi. Saya yakin kolaborasi ini akan membawa perubahan signifikan,” tutur Maruarar.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan tantangan utama pembangunan perumahan di Jabar adalah kebutuhan rumah yang terus meningkat, sementara ketersediaan tanah semakin terbatas.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan. [ANTARA/Ricky Prayoga]
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan. [ANTARA/Ricky Prayoga]

“Melalui Pembiayaan Home, masyarakat yang sudah memiliki tanah atau rumah tidak layak huni bisa renovasi dengan angsuran ringan. Ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” kata Dedi.

PT SMF dan PNM Dorong Proses Cepat dan Ringan Beban Bunga

Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), Ananta Wiyogo, menyampaikan bahwa selama ini proses pengajuan pembiayaan perumahan bagi masyarakat cenderung rumit dan lama, yang menyebabkan banyak terjebak rentenir dengan bunga mencekik.

“Kini, lewat kolaborasi dengan PNM, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Bank BJB, proses pencairan dana Pembiayaan Home hanya memakan waktu tiga hari,” jelas Ananta.

Ananta menegaskan, program ini merupakan solusi nyata dan harapan baru bagi masyarakat, menggantikan praktik pinjaman rentenir yang merugikan.

“Di Majalengka, misalnya, proses pencairan dulu lima hari, sekarang sudah tiga hari saja,” tambahnya.

Direktur Operasional PNM, Sunar Basuki, menjelaskan bahwa Pembiayaan Home merupakan program pembiayaan mikro perumahan yang ditujukan khusus untuk nasabah PNM Mekaar, yang sebagian besar adalah ibu-ibu pra sejahtera dan pelaku usaha mikro.

Program ini tidak hanya memberikan pinjaman modal, tetapi juga pelatihan dan pendampingan, termasuk bantuan pembuatan perizinan.

Sejak kerja sama dengan PT SMF pada September 2021, PNM telah menyalurkan dana sebesar Rp 1,7 triliun secara nasional hingga Juni 2025.

Di Subang sendiri tercatat 141.000 nasabah aktif yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI