4. Warga Rentan Sudah Mengungsi ke Tempat Aman
Beberapa warga yang merasa khawatir dengan dampak suara kencang sudah melakukan “tirah”, istilah Jawa untuk pindah sementara waktu.
“Sudah tirah ke tempatnya saudaranya, atau ke rumah yang di belakang, tidak di tepi jalan raya,” ungkap Ary. Hal ini sebagai bentuk antisipasi terhadap efek kebisingan dari sound horeg.
5. Jalan Raya Ditutup Total Selama Acara Berlangsung
Sebagai bagian dari pengamanan acara, jalan dari Pertigaan Bendo hingga Pertigaan Karangploso ditutup total sejak pukul 09.00 WIB hingga acara selesai. Warga dan pengguna jalan diminta mencari jalur alternatif agar tidak terjebak kemacetan selama kegiatan berlangsung.
Fenomena ini semakin menyoroti perdebatan seputar penggunaan sound horeg di karnaval desa, yang sebelumnya juga menuai kritik publik di berbagai daerah, termasuk Blitar, karena suara yang disebut-sebut mencapai 130 desibel.