Suara.com - Teka-teki mengenai posisi politisi Dedi Mulyadi saat terjadinya insiden maut dalam acara Pesta Rakyat di Lapang Jayaraga, Kabupaten Garut, akhirnya terjawab.
Pihak Kepolisian Resor (Polres) Garut turun tangan memberikan klarifikasi resmi setelah nama mantan Bupati Purwakarta itu ikut terseret dalam pusaran tragedi yang menewaskan satu orang dan melukai belasan lainnya.
Kegaduhan bermula saat acara yang dihadiri ribuan warga itu berujung petaka. Seorang warga meninggal dunia diduga akibat berdesak-desakan saat sesi saweran atau pembagian uang.
Karena Dedi Mulyadi adalah tokoh utama yang hadir, spekulasi liar pun berkembang, mempertanyakan perannya dalam insiden tersebut.
Acara Pesta Rakyat pada awalnya berjalan meriah. Kehadiran Dedi Mulyadi menjadi magnet yang menarik massa dalam jumlah besar. Namun, suasana berubah menjadi mencekam saat sesi yang paling ditunggu-tunggu, yakni saweran, dimulai.
Euforia warga untuk mendapatkan uang yang dibagikan berubah menjadi kekacauan. Ribuan orang saling dorong dan berdesakan, mengakibatkan beberapa di antaranya jatuh dan terinjak-injak.
Nahas, satu orang dilaporkan meninggal dunia di lokasi, sementara belasan lainnya harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka dan sesak napas.
Polisi Buka Fakta Dedi Mulyadi Sudah Pulang Saat Insiden
Menanggapi simpang siur yang beredar, Polres Garut akhirnya buka suara untuk meluruskan informasi. Berdasarkan hasil penyelidikan awal dan keterangan saksi-saksi kunci, polisi menegaskan bahwa Dedi Mulyadi sudah tidak berada di lokasi saat insiden maut itu terjadi.
Baca Juga: Ambu Anne Bongkar Fitnah Perceraian! Ini Alasan Tak Hadir di Pernikahan Putra Dedi Mulyadi
"Berdasarkan keterangan saksi dan panitia, Bapak Dedi Mulyadi sudah meninggalkan lokasi acara sebelum sesi saweran itu dimulai," ungkap Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Yugi Bayu Hendarto, dikutip Rabu 23 Juli 2025.
Fakta ini menjadi krusial karena mematahkan spekulasi yang mengaitkan langsung Dedi Mulyadi dengan tragedi tersebut.
Menurut polisi, Dedi Mulyadi telah menyelesaikan agendanya dan meninggalkan panggung utama jauh sebelum panitia melanjutkan acara ke sesi saweran yang berujung ricuh.
Dengan klarifikasi ini, fokus penyelidikan aparat kini sepenuhnya beralih kepada pihak penyelenggara atau panitia acara.
Polisi tengah mendalami dugaan adanya kelalaian dan kesalahan prosedur dalam manajemen keramaian (crowd control).
Beberapa poin yang menjadi sorotan utama penyelidikan antara lain: