Suara.com - Presiden Prabowo Subianto kembali melontarkan pernyataan bernuansa historis dan emosional saat menghadiri puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta, Rabu malam (23/7).
Setelah sebelumnya mengaku sebagai "anak ideologis" Presiden Soekarno, kini Prabowo menyebut dirinya merasa dekat dengan tokoh besar Nahdlatul Ulama, Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
“Saya nyaman di tengah-tengah PKB. Saya nyaman di tengah Nahdlatul Ulama. Saya merasa dekat dengan tokoh-tokoh NU dan PKB. Saya dulu merasa sangat dekat dengan Gus Dur, terutama di saat-saat genting, di masa krisis besar bangsa Indonesia. NU selalu tampil sebagai penyelamat dan stabilisator,” ujar Presiden Prabowo dalam pidatonya yang disambut riuh hadirin, dikutip dari kanal Youtube DPP PKB.
![Presiden Prabowo Subianto berpidato dalam acara Harlah Ke-27 PKB di Jakarta, Rabu (23/7/2025). Terkait data WNI dikelola AS, Prabowo memastikan hingga saat ini masih melakukan negosiasi. [ANTARA/Fathur Rochman]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/23/51515-presiden-prabowo-subianto.jpg)
Gus Dur diketahui merupakan pendiri PKB sekaligus tokoh sentral dalam organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama.
Kedekatan Prabowo dengan Gus Dur disebutnya menjadi salah satu alasan ia merasa memiliki kedekatan emosional dan ideologis dengan warga Nahdliyin.
Presiden juga memuji peran NU dan PKB yang konsisten mengusung Islam moderat dan menyejukkan.
Menurut Prabowo, pendekatan Islam ala NU yang toleran dan terbuka telah menjadi kekuatan pemersatu bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan.
“Islam yang bisa diterima di mana-mana, karena itu memang NU dan PKB selalu berada di mana-mana,” lanjutnya.
Selain mengungkap kedekatannya dengan Gus Dur, Prabowo juga menyampaikan apresiasi atas undangan yang diberikan kepadanya untuk hadir dalam puncak Harlah PKB.
Baca Juga: Di Hadapan Prabowo, Cak Imin Lempar Bola Panas: Kembalikan Pilkada ke DPRD
Di momen yang sama, ia turut mengapresiasi pidato Wakil Presiden Ke-13 KH Ma’ruf Amin yang kini menjabat Ketua Dewan Syuro DPP PKB.
“Pidato beliau singkat, tetapi penuh substansi,” puji Prabowo.
Ia bahkan menyinggung pentingnya Pasal 33 UUD 1945 yang menurutnya kerap dilupakan oleh banyak pakar dan pejabat ekonomi.
Pasal 33 UUD 1945 menegaskan bahwa sumber daya alam dan cabang produksi penting dikuasai negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Ayat-ayat dalam pasal tersebut, kata Prabowo, sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan yang terus diperjuangkannya.
Prabowo juga menegaskan komitmennya terhadap kerja sama dengan kelompok-kelompok Islam moderat dan kekuatan sosial seperti petani dan buruh. Ia menyebut kehadiran PKB dan NU sebagai bagian dari kekuatan politik dan sosial yang kokoh di belakang pemerintah.