Suara.com - Front Persaudaraan Islam (FPI) mendesak Presiden Prabowo Subianto membubarkan organisasi masyarakat Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) pasca bentrokan dalam acara tabligh akbar Habib Rizieq Shihab di Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (23/7/2025) malam.
Ketua Umum FPI Habib Muhammad Alattas menilai pembubaran perlu dilakukan karena PWI-LS disebut kerap melakukan tindakan provokatif, rasis, dan diskriminatif yang mengancam persatuan nasional.
“Kami menuntut kepada Bapak Presiden Haji Prabowo Subianto untuk mengambil langkah-langkah menyelamatkan persatuan nasional dengan membubarkan ormas PWI-LS yang telah nyata secara sistematis dan terstruktur menjadi ancaman bagi persatuan nasional,” kata Alattas kepada wartawan, Jumat (25/7/2025).
Alattas juga meminta aparat penegak hukum menindak tegas seluruh pihak yang terlibat dalam kerusuhan di Pemalang, termasuk aktor intelektual di balik bentrokan tersebut.
“Segera tangkap segala pihak, termasuk pelaku, pendukung, dan intelektual dari PWI-LS yang melakukan perbuatan melawan hukum, dengan provokasi, intimidasi, dan persekusi yang bermuatan rasis, fasis, dan diskriminatif,” ujarnya.
Menurutnya, PWI-LS berulang kali melakukan persekusi dan pembubaran pengajian yang tidak sejalan dengan pandangan mereka.
“Mereka sering melakukan persekusi terhadap da’i dan pembubaran pengajian, sehingga membahayakan keamanan serta keselamatan warga yang sedang menghadiri pengajian,” tambahnya.
Polisi Buru Provokator
Sementara itu, polisi masih menyelidiki pihak-pihak yang diduga memprovokasi bentrokan tersebut. Insiden yang terjadi sekitar pukul 23.00 hingga 23.30 WIB itu melibatkan massa FPI dan PWI-LS dan menyebabkan 15 orang luka-luka, termasuk anggota polisi.
Baca Juga: Ultimatum Menteri Budi Arie untuk 80 Ribu Koperasi Bentukan Prabowo: Jangan Cuma Jadi Papan Nama!

Kapolres Pemalang AKBP Eko Sunaryo mengatakan penyelidikan difokuskan pada identifikasi provokator serta pendataan korban.
“Penyelidikan terhadap pihak-pihak yang melakukan provokasi atau tindakan kekerasan tengah berlangsung. Pendalaman data dan identitas para korban juga dilakukan guna memperjelas peristiwa,” kata Eko kepada wartawan, Kamis (24/7/2025).
Ia menjelaskan, sebelum acara tabligh akbar berlangsung, Polres Pemalang bersama Pemkab, Kodim 0711, dan ormas terkait telah menggelar serangkaian rapat koordinasi pengamanan. Salah satunya melalui Rapat Koordinasi Cipta Kondisi pada 16 Juli 2025 di Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Pemalang, yang juga dihadiri perwakilan FPI dan PWI-LS.
“Dari pertemuan tersebut disepakati Surat Pernyataan Bersama untuk menjaga kegiatan tetap aman, tertib, tidak melanggar peraturan, dan tidak memprovokasi,” jelas Eko.
Meski langkah antisipasi telah dilakukan, bentrokan tetap pecah sekitar 50 meter dari panggung utama. Situasi kini dilaporkan telah kondusif, namun aparat tetap disiagakan untuk mencegah konflik lanjutan.
“Jangan ada lagi bentrokan, jangan sampai ada korban susulan. Mari bersama-sama jaga keamanan wilayah,” pungkasnya.