Blak-blakan Menko Pratikno: Dulu Cuma Berani Cita-cita Jadi Sekcam, Jadi Menteri Itu Kecelakaan!

Kamis, 24 Juli 2025 | 20:04 WIB
Blak-blakan Menko Pratikno: Dulu Cuma Berani Cita-cita Jadi Sekcam, Jadi Menteri Itu Kecelakaan!
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno. [Suara.com/Yaumal]

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno membuat pengakuan mengejutkan. Di balik jabatannya yang mentereng, ia mengaku bahwa menjadi menteri bukanlah cita-citanya, bahkan menyebutnya sebagai sebuah "kecelakaan."

Kisah inspiratif ini ia sampaikan saat meluncurkan Gerakan Sejuta Beasiswa, di mana ia juga mengenang masa kecilnya yang berangkat sekolah tanpa alas kaki.

Pratikno secara terbuka mengungkapkan bahwa impian tertingginya saat kecil sangatlah sederhana, yaitu menjadi seorang sekretaris camat atau sekcam. Baginya, profesi itu adalah simbol kegagahan di desanya.

"Saya bercita-cita jadi sekcam. Itu paling gagah kalau dulu datang ke desa saya," kenang Pratikno di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (25/7/2025).

Ia pun berkelakar bahwa jabatannya sebagai menteri, terutama saat menjadi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) di era Presiden Jokowi, adalah sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan.

"Jadi kalau kemudian jadi sesneg (Mensesneg) itu kecelakaan," katanya sambil tertawa.

Pengakuan tersebut ia sampaikan setelah menceritakan perjuangan masa kecilnya. Pratikno mengaku berasal dari keluarga sederhana dan harus berjalan berkilo-kilometer ke sekolah tanpa menggunakan sepatu.

"Ini banyak sekali anak-anak SD yang harus jalan kaki berkilo-kilometer untuk sekolah tanpa sepatu. Seperti saya dulu waktu SD juga tanpa sepatu," ujarnya.

Ia baru bisa memakai sepatu saat duduk di bangku SMP. Namun, karena tidak terbiasa, pengalaman pertamanya bersepatu justru terasa menyakitkan.

Baca Juga: Terbongkar Peran Bekingan! Isu Penugasan Papua, Gibran 'Diselamatkan' Dua Menteri Senior

"Karena lebih sakit pakai sepatu daripada tidak pakai sepatu," ungkapnya, mengenang bagaimana ia sering melepas sepatunya saat berjalan di rel kereta.

Kisah hidupnya itu, menurut Pratikno, menjadi cerminan bahwa masih banyak anak-anak Indonesia yang memiliki keterbatasan namun punya mimpi besar. Hal inilah yang mendorongnya untuk menekankan pentingnya pendidikan sebagai kunci pengentas kemiskinan.

"Jangan sampai anak-anak yang punya talenta yang luar biasa tapi justru tidak terfasilitasi untuk melakukan studi lanjut," tegasnya.

Untuk itulah, Kemenko PMK meluncurkan "Gerakan Sejuta Beasiswa" yang berkolaborasi dengan Asosiasi Jaringan Beasiswa Indonesia. Program ini bertujuan membuka akses pendidikan seluas-luasnya, terutama bagi anak-anak berbakat dari keluarga tidak mampu, agar mereka bisa mewujudkan cita-cita yang bahkan lebih tinggi dari seorang sekcam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI