Tenaga Kerja Sesuai dengan Kebutuhan Industri jadi Solusi Turunkan Angka Kemiskinan

Selasa, 29 Juli 2025 | 07:37 WIB
Tenaga Kerja Sesuai dengan Kebutuhan Industri jadi Solusi Turunkan Angka Kemiskinan
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara usai rapat koordinasi dengan Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat di Plaza BP Jamsostek, Jakarta Selatan pada Senin (28/5/2025). [Suara.com/Yaumal Adi]

Suara.com - Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara menjelaskan, korelasi antara pemenuhan tenaga kerja yang dibutuhkan industri dan dampaknya terhadap penurunan angka kemiskinan.

Hal itu disampaikan Suahasil usai rapat koordinasi dengan Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat di Plaza BP Jamsostek, Jakarta Selatan pada Senin (28/5/2025).

Selain Kementerian Keuangan, dalam rapat tersebut turut melibatkan para pelaku industri.

"Kehadiran teman-teman dari dunia usaha tadi betul-betul adalah untuk memberikan masukan karakteristik seperti apa yang diperlukan supaya dunia usaha kita bisa terus bergulir menyerap tenaga kerja dan memproduksi barang dan jasa," kata Suahasil.

Dia menjelaskan bahwa dalam pertumbuhan ekonomi tak bisa dilepaskan dari pergerakan dunia usaha.

"Pertumbuhan ekonomi kita kalau di triwulan satu, sekitar 4,87 persen year on year, itu berarti dunia usaha kita terus bekerja dan tumbuh," ujarnya.

Ilustrasi pencari kerja. [Ist]
Ilustrasi pencari kerja. [Ist]

Namun, pertumbuhan ekonomi itu harus dibarengi dengan pertumbuhan tenaga kerja.

"Jadi pertumbuhan itu di-translate, diturunkan menjadi pengurangan angka pengangguran," katanya.

"Pertumbuhan ekonomi itu di-translate, dihubungkan, nanti dia berujung kepada penurunan angka kemiskinan," sambungnya.

Baca Juga: Badai PHK Dimana-mana, Cari Kerja Buka Akses Tenaga Kerja Indonesia ke Pasar Global

Hal itu yang kemudian disebutnya sebagai pertumbuhan yang berkualitas. Untuk mengurangi angka pengangguran, maka harus meningkatkan daya serap tenaga kerja.

Oleh karenanya, mereka merasa perlu untuk mendengar masukan dari para pelaku usaha soal kebutuhan tenaga kerja. Beberapa masukan mereka peroleh.

"Ada yang sangat highly skilled, yang sangat pendidikannya tinggi. Tapi ada juga yang pendidikannya tidak terlalu tinggi tapi membutuhkan pelatihan tambahan, membutuhkan vocational," kata Suahasil.

Dia pun memastikan masukan dari para pelaku usaha akan mereka tindaklanjuti dan dirumuskan.

"Sehingga vocational itu menjadi, atau kejuruan itu, menjadi salah satu tiang dari dunia usaha kita yang akan terus bekerja. Dan kita bisa mendapatkan angka pengangguran yang terus turun ke depannya dengan pertumbuhan ekonomi," tandasnya.

Adapun kementerian yang ikut dalam rapat di antaranya Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Industri, Kementerian BUMN, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, hingga Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI