Sangat mungkin "Diplomat Pertama" adalah sebuah novel tentang seorang diplomat idealis yang terbentur pada kenyataan pahit.
Mungkinkah protagonisnya adalah cerminan ADP sendiri?
Seorang pria yang berjuang dengan tekanan, kesepian di tengah keramaian, atau krisis moral di dunia diplomasi yang penuh tuntutan?
Setiap konflik dalam buku itu bisa jadi adalah metafora dari perang batin yang ia hadapi.
2. Memoar Tersembunyi atau Jurnal Filosofis
Bagaimana jika ini bukan fiksi sama sekali? "Diplomat Pertama" bisa jadi adalah sebuah memoar yang menyamarkan nama dan tempat, menceritakan pengalamannya, pandangannya tentang dunia, politik, dan makna hidup.
Mungkin di dalamnya terdapat catatan-catatan filosofis tentang eksistensi, kesuksesan, dan kegagalan. Ini adalah kemungkinan yang paling personal, di mana ia berbicara langsung meski secara tersirat—tentang apa yang ia rasakan.
3. Sebuah Dunia Utopia, Bentuk Eskapisme Tertinggi
Ada kemungkinan ketiga yang lebih tragis.
Baca Juga: Selasa Kelabu di Polda Metro, Tirai Misteri Kematian Diplomat Arya Daru Ditutup
Mungkin buku itu justru tidak berisi kegelapan sama sekali. Bisa jadi, "Diplomat Pertama" adalah sebuah dunia utopia, sebuah angan-angan tentang bagaimana seharusnya dunia diplomasi bekerja, atau bagaimana seharusnya hidupnya berjalan.
Jika ini benar, maka buku ini adalah bentuk pelarian (eskapisme) termurninya dari dunia nyata yang tak sanggup lagi ia hadapi. Sebuah dunia ideal yang hanya bisa ia ciptakan di atas kertas.
Warisan yang Menjadi Teka-Teki Abadi
Apapun isinya, "Diplomat Pertama" kini menjadi warisan intelektual Arya Daru yang paling signifikan.
Mungkin suatu hari nanti keluarga akan memutuskan untuk menerbitkannya, dan dunia bisa membaca langsung apa yang ada di dalamnya.
Namun hingga saat itu tiba, buku ini akan tetap menjadi simbol dari sebuah misteri yang lebih dalam dari sekadar sebab-akibat kematian.