3. Rekaman CCTV Momen Kritis di Rooftop Kemenlu
Malam sebelum kematiannya, CCTV di Gedung Kemenlu merekam momen yang menunjukkan kondisi psikologis Arya. Ia terekam kamera berada sendirian di rooftop lantai 12, tampak merenung.
Yang lebih signifikan, ia meninggalkan dua tas di sana, salah satunya berisi pakaian dinas untuk tugasnya ke Finlandia. Ini ditafsirkan sebagai tindakan simbolis "meninggalkan" tanggung jawab dan masa depannya.
4. Rekaman CCTV Gerak-gerik Terakhir yang Menutup Timeline
Kamera di indekos menjadi saksi bisu terakhir. Pukul 23.24 WIB, 7 Juli 2025, Arya terekam keluar kamar membawa kantong keresek hitam, lalu kembali masuk beberapa menit kemudian. Setelah itu, ia tidak pernah terlihat keluar lagi.
Rekaman ini memastikan bahwa Arya sendirian di saat-saat terakhirnya dan tidak ada orang lain yang masuk ke kamarnya hingga ia ditemukan tewas.
Keempat pilar di atas menutup kemungkinan adanya pelaku lain. Lalu bagaimana secara teknis ia melakukannya? Meskipun terdengar sulit, dalam ilmu forensik dikenal metode bunuh diri dengan cara self-asphyxiation (mencekik diri sendiri) menggunakan kantong plastik dan lakban.
Meskipun jarang, metode ini dimungkinkan. Korban biasanya akan memasang kantong plastik di kepala, kemudian melilitkannya dengan lakban untuk memastikan tidak ada udara yang masuk. Proses ini menyebabkan hilangnya kesadaran akibat kekurangan oksigen (hipoksia) yang berujung pada kematian.
Kombinasi dari bukti fisik (pintu terkunci, lakban dibeli sendiri) dan bukti digital (CCTV) inilah yang membuat polisi berani mengambil kesimpulan yang terdengar janggal namun kokoh secara ilmiah.
Baca Juga: Polisi Beber Bukti, Kenapa Netizen Masih Tak Percaya Arya Daru Bunuh Diri?
Disclaimer: Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Jika Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.