Siapa Po Adam? Pahlawan di Balik Tragedi Kapal Friendship
Po Adam bukanlah tokoh fiktif. Namanya tercatat dalam berbagai dokumen sejarah Amerika sebagai figur krusial dalam perdagangan lada yang pernah membuat Salem menjadi salah satu kota terkaya di AS.
Kisahnya terjalin erat dengan tragedi dan heroisme di pesisir barat Aceh, di pelabuhan-pelabuhan seperti Kuala Batee, Meukek, dan Susoh.
Sejak akhir abad ke-18, para pelaut Salem membangun rute dagang langsung ke Sumatra untuk mendapatkan lada, memotong jalur perantara Eropa.
Perdagangan ini sangat menguntungkan, tetapi juga penuh bahaya.
Pada 7 Februari 1831, tragedi mengguncang saat kapal Friendship milik Kapten Charles Endicott diserang saat sedang memuat lada di Kuala Batee.
Sejumlah awak kapal dibantai dan kapal dijarah habis, termasuk 12 peti opium yang bernilai sangat tinggi.
Kapten Endicott, yang saat itu berada di darat, nyaris menjadi korban.
Di tengah kekacauan dan hujan tombak, muncullah Po Adam. Dengan reputasinya yang ramah terhadap pedagang asing, ia mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Endicott.
Baca Juga: Viral Ada Sosok Saudagar Aceh di Logo Kota AS, Terungkap 5 Fakta Sejarahnya
“You got trouble, Captain. If they kill you, must kill Po Adam first (Anda dalam masalah, Kapten. Jika mereka mau membunuhmu, mereka harus membunuh Po Adam lebih dulu),” demikian kutipan legendaris Po Adam yang dicatat oleh Museum Peabody Essex di Salem.
Po Adam tidak hanya melindungi Endicott tetapi juga membantunya melarikan diri dan mengumpulkan bantuan dari kapal Amerika lain untuk merebut kembali Friendship.
Keberpihakannya pada Amerika membuatnya harus membayar mahal.
Dalam sepucuk surat kepada Joseph Peabody, saudagar terkaya Salem, Po Adam mengungkapkan penderitaannya.
“Bantuan saya kepada kapten kapal Anda telah membuat saya dibenci oleh orang-orang saya sendiri. Rumah saya dibakar. Saya kehilangan seluruh harta benda. Kini saya hidup dalam cemooh karena telah menjadi teman Amerika.”
Ironi di Balik Kontroversi: Pahlawan Dianggap Simbol Kolonial