Soal Ganti Nama Sound Horeg, MUI Jatim Berikan Jawaban Menohok

Jum'at, 01 Agustus 2025 | 11:41 WIB
Soal Ganti Nama Sound Horeg, MUI Jatim Berikan Jawaban Menohok
Ilustrasi parade sound horeg. [FB Jelajah Bumi]

Suara.com - Sebuah pergeseran nama yang signifikan tengah terjadi di kalangan komunitas audio di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Istilah "sound horeg" yang lekat dengan citra negatif dan kontroversial, kini secara perlahan mulai digantikan dengan sebutan yang lebih ramah di telinga: "sound karnaval Indonesia."

Perubahan ini bukan sekadar pergantian label, melainkan sebuah upaya strategis dari para pemilik dan penggemar sound system untuk memperbaiki citra dan memastikan hobi mereka dapat terus berkelanjutan.

Namun demikian, upaya menghapus citra buruk sound horeg ini malah tak meredam kritik.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menegaskan, pergantian nama tak mengubah substansi pelanggaran yang selama ini menjadi sorotan, yakni suara yang terlalu bising hingga mengganggu kesehatan masyarakat.

Menurut Sekretaris MUI Jatim KH Hasan Ubaidillah, ia menegaskan, fatwa MUI tidak mengatur soal nama, melainkan dampak kebisingan yang ditimbulkan.

"Mau namanya diganti ya aturannya kan soal desibel. Jadi nggak terbatas soal nama sound horeg, kami tidak mengurusi soal nama sound horeg, tapi soal desibel yang harus diatur sesuai WHO," kata Ubaidillah, Kamis (31/7/2025).

Ia pun tak masalah dengan merek atau istilah yang digunakan komunitas sound system.

Akan tetapi bila melanggar ambang batas desibel, tetap akan ditindak oleh aparat karena mengganggu ketertiban dan kesehatan.

"Itu sebenarnya fatwa MUI Jatim tidak hanya persoalan merek, karena sebagaimana yang sudah kami sampaikan merek itu diberi masyarakat. Artinya berganti istilah apapun, jadi sound horeg atau sound festival atau yang lain, selama tingkat kebisingannya desibelnya di atas batas normal, tetap saja mengganggu,” katanya.

Baca Juga: Dijuluki Penemu Sound Horeg, Thomas Alva Edi Sound Akhirnya Klarifikasi

Ia pun menyinggung soal gangguan kesehatan akibat suara tersebut seperti gangguan telinga permanen dan gangguan kognitif.

Sebelumnya, para pengusaha persewaan sound system yang tergabung dalam Paguyuban Sound Malang Bersatu menyatakan mencoret istilah 'sound horeg' dan menggantinya dengan "Sound Karnaval Indonesia".

Deklarasi itu dilakukan di tengah perayaan ulang tahun ke-6 Team Sotok di lapangan Desa Gedog Kulon, Kecamatan Turen, Malang.

Video deklarasi itu menjadi viral, apalagi dengan kehadiran tokoh-tokoh penting di dunia sound system seperti Mas Bre (pemilik Brewog Audio Blitar) dan Memed Potensio alias Thomas Alva EdiSound Horeg.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI