Akhiri Masa Jomblo Politik, Budiman Sudjatmiko Kasih Kode Terima Pinangan Partai Ini

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Sabtu, 02 Agustus 2025 | 11:54 WIB
Akhiri Masa Jomblo Politik, Budiman Sudjatmiko Kasih Kode Terima Pinangan Partai Ini
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko bakal bergabung ke partai. [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

Suara.com - Status "jomblo" politik Budiman Sudjatmiko tampaknya akan segera berakhir. Setelah resmi dipecat PDI Perjuangan akibat pembangkangannya di Pilpres 2024, sang aktivis legendaris kini mengirim sinyal bakal mengakhiri masa lajang politiknya.

Walau tak memberikan jawaban tegas, Budiman memberi kode bakal berlabuh di Partai Gerindra, kendaraan politik yang dipimpin oleh Prabowo Subianto, sosok yang dulu berada di seberang barikade perjuangannya.

Budiman secara terbuka mengakui butuh kendaraan politik untuk melanjutkan perjuangannya, dan ia melihat Prabowo lebih dari sekadar atasan.

"Sampai sekarang saya masih jomblo (belum berpartai). Masih jomblo. Tapi tentu saja saya melihat Pak Prabowo perlu dibantu bukan sekedar sebagai atasan saya sebagai Presiden," ujar Budiman, membuka kode kerasnya dikutip dari Youtube Harian Kompas.

Lebih dari itu, ia membangun sebuah narasi tentang kesamaan fundamental antara dirinya dan Prabowo, sebuah jembatan yang menghubungkan dua dunia yang dulu tampak mustahil bersatu.

"Kami rasa-rasanya meskipun dulu berhadapan, dibesarkan pada tradisi yang sama. Tradisi perpustakaan. Kalau Pak Prabowo tradisi perpustakaan dan medan pertempuran. Saya tradisi perpustakaan dan jalanan," tuturnya.

Ini adalah cara Budiman merasionalisasi persekutuannya: keduanya adalah pemikir yang dibesarkan oleh buku, hanya saja arena perjuangannya yang berbeda.

Perjalanan Panjang: Dari Penjara Orde Baru ke Gerbong PDIP

Untuk memahami signifikansi manuver Budiman, penting untuk menengok kembali jejak panjangnya. Namanya melambung sebagai Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) di era 1990-an.

Baca Juga: Demi Persatuan Bangsa, Anies Baswedan Didesak Terima Tawaran Masuk Kabinet Prabowo!

Ia adalah simbol perlawanan mahasiswa dan aktivis terhadap rezim Orde Baru. Perjuangannya membawanya ke balik jeruji besi, divonis 13 tahun penjara oleh pemerintahan saat itu atas tuduhan subversi.

Setelah reformasi bergulir, Budiman mendapat amnesti dari Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ia kemudian memilih PDI Perjuangan sebagai rumah politiknya.

Di bawah bendera banteng moncong putih, ia menjelma menjadi salah satu kader intelektual paling menonjol. Ia melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR RI selama dua periode (2009-2014 dan 2014-2019), dikenal dengan gagasan-gagasan progresifnya, terutama soal undang-undang desa.

Namun, loyalitasnya pada partai besutan Megawati Soekarnoputri itu retak dan akhirnya pecah menjelang Pilpres 2024. Secara mengejutkan, Budiman Sudjatmiko mendeklarasikan dukungannya untuk Prabowo Subianto, rival dari Ganjar Pranowo yang diusung PDIP.

Keputusan ini menjadi pembangkangan terbuka yang tak bisa ditoleransi partai. Puncaknya, PDIP secara resmi memecat Budiman dari keanggotaan.

Menemukan Kecocokan Ideologis dengan Prabowo

Kini, setelah terdepak dari PDIP, Budiman justru mengaku menemukan kecocokan visi yang mendalam dengan Prabowo. Ia merasa pemikiran-pemikiran Prabowo layak dibela lebih dari sekadar hubungan profesional antara presiden dan pembantunya.

"Pak Prabowo kan hidup dalam keluarganya yang tentu saja punya visi dan idealisme tertentu yang menurut saya ya sangat cocok dengan apa yang kami pikirkan sejak lama," ungkapnya.

"Kami pikir sejak lama cocok sebenarnya cuma memang secara politik membuat kami berhadapan pada waktu itu (Orde Baru)," tambah Budiman.

Tawaran untuk bergabung secara resmi ke Gerindra pun diakuinya sudah ada. Namun, ia memilih untuk menuntaskan tugas yang diembannya saat ini sebelum mengambil langkah teknis berikutnya.

"Sudah ada yang tawaran seperti itu (bergabung ke Gerindra). Nanti kemudian soal teknisnya kita nanti tunggu saja lah ya," katanya.

"Saya pengin konsentrasi dulu nyelesaikan rencana induk dulu nih kita serahkan segala macam. Tugas pertama dari Pak Presiden sudah kita jalankan setelah itu baru kemudian kita berbicara hal-hal sifatnya lebih di luar sehari-hari ya," kata Budiman.

Pada akhirnya, Budiman menutup pernyataannya dengan sebuah filosofi yang menggarisbawahi urgensinya memiliki rumah politik baru. Baginya, perjuangan besar tak bisa dilakukan seorang diri.

"Karena harus diakui berjuang itu tidak bisa dalam kondisi jomblo begini. Kayak bisa saya enggak percaya Superman, saya percaya super tim," ucap dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI