Suara.com - Sebuah sentilan menohok datang dari mantan Juru Bicara Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie Massardi. Ia memuji Presiden Prabowo Subianto sebagai seorang patriot sejati dengan gagasan besar, tapi di saat yang sama memberikan peringatan keras; pemerintahan Prabowo saat ini dikelilingi oleh pelaksana yang tidak sepadan.
Tanpa tedeng aling-aling, Adhie bahkan menyebut para pembantu presiden itu dengan istilah 'idiot', yang dinilainya akan menghambat laju pemerintahan.
Dalam sebuah podcast bersama Refli Harun, Minggu (3/8/2025), Adhie Massardi secara blak-blakan mengungkapkan analisisnya yang tajam. Ia mengaku mendapat keyakinan tentang jiwa patriotisme Prabowo dari mendiang Gus Dur.
Namun, ia melihat ada masalah fundamental dalam kabinet saat ini yang bisa menjadi batu sandungan.
"Saya bilang Pak Prabowo seorang patriot. Kalau di sekitarnya (orang) idiot, ya susah," tegas Adhie.
Menurutnya, gagasan besar seorang pemimpin tidak akan ada artinya jika tidak didukung oleh para pelaksana yang mumpuni dan memiliki semangat pengabdian yang sama.
"Jadi harus juga mencari orang-orang yang patriot. Patriot pemikiran, patriot jiwanya mau berkorban untuk rakyatnya. Kalau Patriot dikelilingi oleh Patriot, hasilnya luar biasa," sambungnya.
Belajar dari Sejarah Soekarno dan Soeharto
Untuk memperkuat argumennya, Adhie memberikan perbandingan dengan para presiden terdahulu. Ia menyebut Presiden Soekarno adalah sosok dengan gagasan-gagasan besar, namun sempat kesulitan mengeksekusinya karena minimnya teknokrat di awal pemerintahannya.
Baca Juga: Beri Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong, Cara Prabowo Akhiri Pengaruh Rezim Jokowi?
Sebaliknya, Presiden Soeharto yang ia sebut memiliki gagasan biasa saja, justru sangat berhasil dalam pembangunan karena dikelilingi oleh teknokrat-teknokrat hebat.
"Soeharto pikirannya biasa saja, dia punya mimpi, kemudian di sekelilingnya teknokrat, jalan semua," jelasnya.
"Gus Dur gagasannya bagus, punya pelaksana, sehingga dalam waktu dua tahun itu luar biasa," imbuhnya.
Ia juga mencontohkan Presiden BJ Habibie yang mampu memberikan dampak besar dalam waktu singkat karena mewarisi jajaran teknokrat dari era sebelumnya.
Dari serangkaian contoh sejarah tersebut, Adhie menarik kesimpulan penting mengenai tolok ukur keberhasilan seorang pemimpin. Menurutnya, kualitas kepemimpinan tidak diukur dari lamanya masa jabatan, melainkan dari hasil konkret yang bisa dirasakan rakyat.
"Jadi pemimpin yang baik itu, pemimpin yang bagus itu bukan yang lama. Bukan dihitung dari lamanya, tapi hasilnya," tegasnya.