Suara.com - Setelah puluhan tahun menuai kontroversi, lokasi pemancar Radio Vatikan di Santa Maria Galeria, sekitar 35 kilometer di utara Roma, akan diubah menjadi ladang surya. Italia telah menyetujui rencana Takhta Suci untuk mengembangkan lahan seluas 430 hektare itu menjadi sumber energi bersih.
Langkah ini menjadi bagian dari ambisi Vatikan untuk menjadikan dirinya negara netral karbon pertama di dunia.
“Simbolis dan strategis,” demikian kesepakatan yang digambarkan oleh pejabat Vatikan, yang memperkirakan biaya pengembangannya kurang dari €100 juta. Setelah disetujui parlemen Italia, kontraknya akan dilelang.

Selama ini, situs Santa Maria Galeria dikenal sebagai lokasi dua lusin menara pemancar Radio Vatikan sejak 1950-an. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, warga sekitar mengeluhkan risiko kesehatan akibat gelombang elektromagnetik, termasuk tuduhan soal kasus leukemia anak. Meskipun Vatikan membantah kaitannya, mereka telah mengurangi transmisi secara bertahap.
Perjanjian baru ini menjamin lahan tetap bisa digunakan untuk pertanian dan meminimalkan dampak lingkungan. Vatikan dibebaskan dari kewajiban pajak impor panel surya, namun tidak akan menerima subsidi energi yang biasa diberikan Italia kepada warganya.
Sementara itu, Italia tetap bisa menghitung energi dari ladang surya ini dalam target energi bersih Uni Eropa. Kelebihan listrik dari fasilitas ini akan disalurkan ke masyarakat sekitar.
Menteri Luar Negeri Vatikan, Uskup Agung Paul Gallagher, menandatangani perjanjian tersebut dengan Duta Besar Italia untuk Takhta Suci, Francesco Di Nitto.
Paus Fransiskus sendiri mendorong rencana ini sejak tahun lalu sebagai bagian dari seruan globalnya untuk transisi energi yang adil. Paus Leo XIV, yang kini memimpin, menegaskan komitmen itu saat mengunjungi lokasi pada Juni lalu, menyatakan akan “mewujudkan visi Fransiskus”.
Baca Juga: Revolusi Energi Hijau: Panel Surya Juga Jadi Solusi Restorasi Lahan Kering