5 Fakta 'Red Wolf' Marsma Fajar Adriyanto, Elang F16 Penantang Jet Tempur AS

Tasmalinda Suara.Com
Senin, 04 Agustus 2025 | 14:25 WIB
5 Fakta 'Red Wolf' Marsma Fajar Adriyanto, Elang F16 Penantang Jet Tempur AS
Marsma Fajar Adriyanto

Suara.com - Indonesia berduka atas kepergian salah satu putra terbaiknya, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto.

Gugur dalam insiden pesawat latih di Ciampea, Bogor (3/8/2025), sang penerbang legendaris dengan call sign "Red Wolf" ini meninggalkan warisan keberanian dan profesionalisme yang menginspirasi.

Di balik seragamnya, Marsma Fajar adalah seorang patriot modern yang kisahnya layak menjadi panutan generasi muda.

Perjalanan kariernya bukanlah sekadar daftar jabatan, melainkan sebuah epik kepahlawanan yang terukir di angkasa.

Mari kita kenang perjalanan cemerlang sang "Red Wolf" melalui 5 fakta mengagumkan berikut ini.

1. Insiden Bawean: Saat 'Red Wolf' Mengunci Jet Tempur Amerika Serikat

Ini adalah momen yang melambungkan namanya menjadi legenda. Pada 3 Juli 2003, saat masih berpangkat Kapten, Fajar "Red Wolf" Adriyanto mendapat misi menegangkan yakni mencegat lima jet tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut AS yang terbang tanpa izin di atas Pulau Bawean.

Tanpa gentar, Fajar dan rekannya di kokpit F-16 Fighting Falcon melakukan manuver dogfight (pertempuran udara jarak dekat) dan berhasil melakukan missile lock (penguncian rudal) ke arah jet-jet AS tersebut.

Aksi ini adalah pesan tegas bahwa kedaulatan udara Indonesia tidak bisa diganggu gugat.

Baca Juga: Siapa Sebenarnya Marsma Fajar Adriyanto? Ini Profil 'Red Wolf' yang Gugur di Ciampea

"Salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003," ungkap Kadispen AU, Marsma TNI I Nyoman Suadnyana.

Peristiwa ini membuktikan bahwa pilot Indonesia memiliki nyali dan kemampuan yang setara dengan pilot-pilot negara adidaya.

2. Tak Hanya Gahar di Udara, tapi Juga Jenius di Darat

Kemampuan Marsma Fajar tidak terbatas pada manuver ekstrem di udara. Ia adalah seorang perwira yang komplet dengan otak yang cemerlang.

Hal ini terbukti saat ia menempuh pendidikan di Universitas Pertahanan (Unhan) pada tahun 2012.

Di tengah kesibukannya sebagai prajurit aktif, ia berhasil meraih predikat tesis terbaik. Ini menunjukkan bahwa di balik sosok pilot tempur yang gahar, terdapat seorang pemikir strategis yang tajam dan akademis. Ia adalah kombinasi langka antara brawn (kekuatan) dan brain (kecerdasan).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI