"Itu jelas kelihatan Pak Jokowi secara sengaja atau tidak sengaja, keceplosan waktu pidato di PSI, dia kan ngomong begitu," ujarnya.
"Persisnya saat Pak Jokowi bilang jangan tergesa-gesa, bukan 2029, mungkin 2034. Jadi artinya dia siapkan Kaesang dalam sebuah tangga politik menuju (pilpres) 2034," kata dia.
Posisi Kaesang yang Sejajar dengan Mega dan Prabowo
Untuk mendukung argumennya, Hendri menyoroti posisi strategis yang kini diduduki Kaesang. Penempatannya sebagai Ketua Umum PSI bukanlah langkah politik biasa.
Menurut Hendri, Jokowi secara sadar menempatkan Kaesang di level tertinggi struktur partai politik, membuatnya sejajar dengan para raksasa politik lainnya.
"Kaesang ditempatkan Pak Jokowi sebagai Ketua Umum PSI. Ini kelasnya ketua umum parpol, sejajar dengan Ibu Mega, Bahlil Lahadalia, bahkan Pak Prabowo," kata dia.
Posisi ini memberikan Kaesang panggung sekaligus kendaraan politik yang tak dimiliki oleh sang kakak, yang jabatannya terikat pada struktur pemerintahan.
Kaesang harus punya ijazah S2
Kontras dengan nasib Kaesang yang dipersiapkan untuk masa depan, Gibran justru dinilai memiliki batas karier yang sudah ditentukan.
Baca Juga: eFishery Hancur? Gibran Huzaifah Ditangkap, Masa Depan Startup Unicorn Dipertanyakan
Hendri memprediksi bahwa peran politik Gibran tidak akan berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi setelah masa jabatannya sebagai wapres berakhir pada 2029.
"Gibran ini selesai sebagai wapres. Levelnya tidak bakal naik lagi. Tapi Kaesang bisa jadi calon presiden di 2034," prediksi Hendri.
Hendri lantas menyarankan agar Gibran melanjutkan kuliahnya ke jenjang master atau S2 untuk meningkatkan kapasitas serta memperbaiki citranya.