Suara.com - Sebuah video yang menampilkan narasi mengerikan tentang penemuan puluhan potongan kepala kucing di Pasar Sepanjang, Sidoarjo, sukses memicu kepanikan dan kemarahan massal di media sosial.
Diunggah oleh akun TikTok, video tersebut dengan cepat menjadi viral, memancing simpati sekaligus kecemasan, terutama di kalangan komunitas pecinta hewan. Namun, di balik kengerian yang ditampilkan, terungkap sebuah kebohongan besar.
Pihak kepolisian bergerak cepat untuk memadamkan api disinformasi yang telah menyebar luas. Setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan verifikasi di lapangan, Polresta Sidoarjo dengan tegas menyatakan bahwa kabar tersebut tidak lebih dari sekadar hoaks yang sengaja diciptakan untuk membuat gaduh.
Bagi Anda yang sempat resah, berikut adalah 6 fakta penting yang membongkar kebohongan di balik isu ini dikutip dari ANTARA.
1. Berawal dari Video TikTok yang Sangat Meresahkan
Semua kegaduhan ini bermula dari sebuah unggahan akun TikTok @momscat.tina sekitar tiga hari yang lalu.
Video tersebut menampilkan wawancara dengan beberapa pedagang di Pasar Sepanjang, Sidoarjo, yang seolah-olah memberikan kesaksian telah menemukan sejumlah potongan kepala kucing di dalam karung di sekitar lapak mereka.
Konten yang provokatif ini sukses besar, ditonton lebih dari 470 ribu kali dan memicu gelombang kekhawatiran di dunia maya.
2. Polisi Turun Tangan dan Pastikan 100% Hoax
Baca Juga: CEK FAKTA: Penemuan Puluhan Kepala Kucing Dalam Karung di Pasar Sidoarjo
Setelah video tersebut viral, Unit Reserse Kriminal Polsek Taman segera melakukan penyelidikan. Hasilnya, tidak ada satu pun bukti yang mendukung narasi dalam video tersebut.
Kepala Unit Reskrim Polsek Taman, Inspektur Polisi Dua (Ipda) Andri Sasongko, dengan tegas membantah kebenaran isu tersebut. "Kabar tersebut adalah hoaks," tegas Andri.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing oleh informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.
3. Kesaksian Pedagang Kunci Ternyata Hanya "Katanya"
Fakta paling telak yang meruntuhkan narasi video viral ini datang dari sumbernya sendiri. Polisi telah meminta keterangan dari pedagang wanita berinisial S, yang menjadi salah satu narasumber utama dalam video tersebut. Hasilnya mengejutkan.
"Salah satu pedagang wanita dalam video tersebut berinisial S sudah kami mintai keterangan dan ternyata yang bersangkutan pun tidak mengetahui secara langsung adanya kejadian itu, hanya dengar dari cerita mulut ke mulut," ungkap Andri.
Ini membuktikan bahwa kesaksian tersebut tidak didasari oleh fakta, melainkan hanya desas-desus.
4. Verifikasi Menyeluruh: Dari Kepala Pasar Hingga Petugas Kebersihan
Untuk memastikan tidak ada yang terlewat, polisi dan dinas terkait melakukan verifikasi berlapis. Ipda Andri Sasongko telah mengonfirmasi langsung kepada Kepala Pasar Sepanjang, Sumali, yang juga menyatakan bahwa isu tersebut tidak benar.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh para petugas kebersihan yang setiap hari bekerja di lokasi. Mereka mengaku tidak pernah menemukan bangkai kepala kucing seperti yang digambarkan dalam video.
Kepala Bidang Pasar Disperindag Sidoarjo, M. Sulton Hasan, juga turun langsung dan memastikan tidak menemukan kebenaran isu tersebut setelah memverifikasi para pedagang.
5. Ada Narasi Sadis Tambahan: Daging Kucing untuk Rica-Rica
Ternyata, akun @momscat.tina tidak hanya berhenti pada video penemuan kepala kucing. Dalam unggahan lainnya, akun tersebut menyebarkan narasi yang lebih keji. Akun itu menyatakan bahwa kucing-kucing dewasa di pasar tersebut sengaja dipotong untuk dijadikan campuran daging, sementara anak-anak kucing yang malang diolah menjadi masakan rica-rica.
Narasi tambahan ini semakin memperlihatkan niat pembuat konten untuk memprovokasi emosi publik dengan cerita fiktif yang sadis.
6. Akun Penyebar Hoax Kini dalam Penelusuran Polisi
Pihak kepolisian tidak akan membiarkan penyebar berita bohong ini lolos begitu saja. Ipda Andri Sasongko menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendalami kasus ini, termasuk menelusuri pemilik akun TikTok @momscat.tina yang pertama kali mengunggah dan menyebarkan konten hoaks tersebut.
"Masyarakat diharapkan tenang karena berita tersebut tidak benar atau hoaks. Kami imbau masyarakat untuk segera melaporkan kepada pihak kepolisian jika ditemukan hal-hal yang meresahkan masyarakat," kata Andri.