Suara.com - Seorang tukang jahit di Pekalongan, Jawa Tengah, mendadak viral dan menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, pria berinisial IS tersebut disebut didatangi oleh orang yang mengaku sebagai petugas pajak dan ditagih tunggakan sebesar Rp2,8 miliar.
Kisahnya ini viral salah satunya diunggah di akun Instagram @rumpi_gosip.
Dalam unggahan tersebut, terpampang foto dengan tulisan yang menyita perhatian: "Tukang Jahit di Pekalongan Kaget Didatangi Petugas Pajak, Ditagih Tunggakan Rp2,8 Miliar".
Tulisan itu juga mengutip pernyataan IS yang merasa tidak percaya dengan tagihan fantastis tersebut.
Menurut keterangan dalam unggahan, peristiwa mengejutkan ini diduga terjadi pada Rabu, 6 Agustus 2025.
IS, yang sehari-hari bekerja sebagai tukang jahit sederhana di Desa Coprayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, tiba-tiba didatangi oleh empat orang yang mengaku sebagai petugas pajak.
Mereka datang dengan membawa surat pemberitahuan yang menyatakan adanya tunggakan pajak atas nama IS dengan nilai yang sangat besar.
Baca juga: Heart Evangelista, Bukti Ada Orang yang Hidupnya Seperti di Drama Crazy Rich Asians
Sontak, IS mengaku sangat terkejut dan cemas dengan kedatangan para petugas tersebut.
Baca Juga: Respons Mendagri Soal Kebijakan Bupati Pati Naikkan PBB 250 Persen: Saya Perintahkan Dirjen Cek
Ia merasa tidak pernah memiliki usaha skala besar ataupun pendapatan yang bisa menimbulkan kewajiban pajak hingga miliaran rupiah.
"Saya benar-benar tidak percaya. Saya ini hanya tukang jahit kecil. Motor saja masih kredit, rumah pun tidak punya," ungkap IS seperti yang tertulis dalam keterangan unggahan tersebut.
"Pendapatan saya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak."
Dalam pertemuan itu, para petugas tersebut meminta IS untuk datang ke kantor pajak terdekat guna memberikan klarifikasi lebih lanjut.
Mereka menjelaskan bahwa berdasarkan data yang tercatat di sistem Direktorat Jenderal Pajak (DJP), nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) milik IS memang memiliki kewajiban pajak yang belum dilunasi.
Kasus ini pun menimbulkan dugaan adanya penyalahgunaan data pribadi atau identitas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. IS berharap agar ada penyelidikan lebih lanjut terkait masalah ini, sehingga namanya bisa bersih dari kekeliruan administrasi yang sangat merugikannya.