Niat Redam Demo, Aksi di Pati Justru Bikin Donasi Tolak PBB Mengular 30 Meter

Tasmalinda Suara.Com
Kamis, 07 Agustus 2025 | 17:54 WIB
Niat Redam Demo, Aksi di Pati Justru Bikin Donasi Tolak PBB Mengular 30 Meter
donasi aksi tolak PBB di Pati makin bertambah besar

Suara.com - Sebuah kesalahan kalkulasi fatal oleh Pemerintah Kabupaten Pati telah mengubah posko protes sederhana menjadi simbol perlawanan rakyat yang monumental.

Upaya Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP untuk membungkam aksi tolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) dengan menyita logistik pada Selasa (5/8/2025) justru menjadi blunder yang memicu ‘tsunami’ solidaritas.

Sehari setelahnya, bantuan dari warga justru membanjir, membentang lebih dari 30 meter sebagai jawaban telak atas tindakan represif tersebut.

Apa yang terjadi di Pati adalah pelajaran politik klasik yang terulang kembali yakni tekanan seringkali tidak memadamkan api, ia justru membuatnya berkobar lebih besar.

Peristiwa ini bukan lagi sekadar soal kenaikan pajak, tapi sudah menjadi pertarungan harga diri dan pembuktian kekuatan kolektif rakyat.

Efek Bumerang: Semakin Ditekan, Semakin Melawan

Tindakan penyitaan oleh Satpol PP yang seharusnya melumpuhkan logistik demo, ternyata menjadi kampanye gratis terbaik bagi para protestan.

Kabar ini menyebar cepat dari mulut ke mulut dan grup WhatsApp, menyulut amarah sekaligus simpati.

Hasilnya, warga yang tadinya mungkin hanya bersimpati dalam diam, kini merasa terpanggil untuk bertindak.

Baca Juga: Akui Tak Pernah Tantang Warganya soal Demo, Bupati Pati Bertekad Bulat Tetap Naikkan Tarif Pajak

Perwakilan Masyarakat Pati Bersatu, menjadi saksi mata bagaimana blunder pemerintah ini menyatukan rakyat.

Fenomena ini adalah manifestasi dari "Efek Streisand", yakni upaya untuk menyembunyikan atau menekan informasi justru membuatnya tersebar lebih luas.

Pemkab Pati, dengan tangannya sendiri, telah menaikkan level protes ini dari isu lokal menjadi sebuah saga perlawanan yang inspiratif.

Penting untuk memahami bahwa gelombang solidaritas ini tidak lahir dari ruang hampa.

Ia berakar pada keresahan ekonomi yang nyata dan dirasakan oleh banyak orang.

Kenaikan tarif PBB-P2 di tengah kondisi ekonomi yang sulit dianggap sebagai kebijakan yang tuli dan tidak berpihak pada rakyat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI