Di Bawah Bayang-bayang Duka dan Tuntutan Keadilan, Prada Lucky Dimakamkan

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Sabtu, 09 Agustus 2025 | 11:39 WIB
Di Bawah Bayang-bayang Duka dan Tuntutan Keadilan, Prada Lucky Dimakamkan
Persiapan pemakaman Prada Lucky Chepril Saputra Namo di Kota Kupang, NTT, Sabtu (9/8/2025). (ANTARA/Kornelis Kaha).

Suara.com - Isak tangis dan amarah yang tak terbendung mengiringi pemakaman Prada Lucky Chepril Saprutra Namo di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/8).

Prajurit TNI Angkatan Darat yang baru dua bulan mengabdi itu meninggal dunia, diduga kuat akibat penganiayaan brutal oleh para seniornya, sebuah tragedi yang menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan mencoreng citra institusi militer.

Jenazah Prada Lucky dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kapadala pada pukul 12.00 WITA, setelah ibadah singkat di rumah duka yang diselimuti suasana haru di kawasan asrama TNI Kuanino.

Ratusan pelayat, termasuk keluarga dan sahabat, terus berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir.

Ayah almarhum, Sersan Mayor Christian Namo, seorang anggota TNI aktif, tak kuasa menyembunyikan amarah dan kesedihannya. Di tengah prosesi, ia dengan tegas menuntut keadilan bagi putra kesayangannya.

"Saya harapkan proses hukumnya dilakukan secara transparan dan para pelakunya harus diproses hukum," ujar Serma Christian dengan suara bergetar.

Ia menambahkan bahwa proses hukum terhadap para terduga pelaku harus tetap berjalan, meskipun jenazah anaknya telah beristirahat dengan tenang.

Keluarga sengaja menunda pemakaman untuk menunggu kedatangan kakak perempuan almarhum yang baru tiba di Kupang pada hari yang sama.

Tuntutan Hukuman Mati dari Keluarga

Baca Juga: 7 Fakta Kematian Prada Lucky, 7 Kali Gagal Tes Masuk TNI Berakhir 'Sia-Sia' di Tangan Senior

Rasa sakit keluarga semakin terasa mengingat Prada Lucky baru saja meraih cita-citanya menjadi seorang prajurit. Sang ibu, Sepriana Paulina Mirpey, dengan histeris meratapi nasib tragis anaknya.

"Kalau mati di medan perang saya terima. Ini mati sia-sia di tangan senior," isaknya pilu.

Peti Jenazah Prada Lucky Namo saat tiba di Bandara El Tari, Kupang, NTT, beberapa waktu lalu. [Digtara]
Peti Jenazah Prada Lucky Namo saat tiba di Bandara El Tari, Kupang, NTT, beberapa waktu lalu. [Digtara]

Keluarga bahkan menuntut hukuman mati bagi para pelaku yang terlibat dalam penganiayaan yang menyebabkan Prada Lucky meregang nyawa.

Prada Lucky dilaporkan meninggal dunia di rumah sakit di Nagekeo pada Rabu (6/8) setelah beberapa hari dirawat intensif.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, ia sempat mengaku kepada dokter yang merawatnya bahwa dirinya adalah korban kekerasan yang dilakukan oleh seniornya di barak.

Keluarga yang melihat jenazah menemukan sejumlah luka lebam, sayatan, hingga bekas luka bakar di sekujur tubuhnya.

Kasus ini telah menjadi sorotan tajam publik dan memaksa pihak TNI AD untuk bertindak cepat. Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, telah memerintahkan agar investigasi dilakukan secara transparan dan profesional.

Hingga kini, sebanyak 24 prajurit TNI AD telah diperiksa untuk mengusut tuntas kasus kematian Prada Lucky.

"Pemeriksaan dilaksanakan secara intensif dan menyeluruh untuk mengetahui secara jelas bagaimana peristiwa ini terjadi," kata Kadispenad Brigjen TNI Wahyu Yudhayana.

Dari puluhan yang diperiksa, empat orang prajurit telah diamankan oleh Subdenpom Kupang.

Wakil Kepala Pendam IX/Udayana, Letkol Inf. Amir Syarifudin, menjelaskan status keempatnya masih didalami.

"Empat orang itu kapasitas apa? apakah dia dalam tahanan sifatnya untuk mengamankan ataukah memang dia yang terduga (belum tahu). Kita menghormati proses investigasi yang sedang berjalan," kata Amir.

Amir menegaskan bahwa TNI AD tidak akan menoleransi segala bentuk kekerasan dan akan menindak tegas para pelaku jika terbukti bersalah sesuai dengan hukum yang berlaku.

"Kita tetap menjunjung tinggi hukum, termasuk yang empat orang itu kita menggunakan asas praduga tak bersalah," pungkasnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI