Kemudian, Bahlil juga melaporkan bahwa realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sudah mencapai 54% dari target Rp 260 triliun di APBN.
Bahlil juga melaporkan terkait implementasi pengelolaan sumur tua oleh masyarakat sesuai aturan Permen ESDM No. 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi.
Menurut Bahlil dari setidaknya ada 25 - 30 ribu sumur yang izinkan diberikan kepada masyarakat.
"Total sumur yang kita kasih izin nanti puncaknya itu 25 - 30 ribu sumur, dengan asumsi terjelek 1 - 3 barel (per sumur)," kata Bahlil.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham menepis anggapan bahwa ada campur tangan dalam isu Munaslub Golkar.
Ia mengemukakan bahwa partai beringin itu tidak mencurigai Presiden Prabowo.
"Saya pernah jadi ketua koalisinya Merah Putih tahun 2014 lalu. Kita tahu persis, Pak Prabowo siapa, Pak Prabowo adalah seorang yang dilihat dari sisi komitmen kebangsaan," katanya.
Idrus mengatakan, Presiden Prabowo tidak mungkin menginginkan Partai Golkar terpecah hanya demi kepentingan oknum-oknum yang tak bertanggung jawab.
Justru, kata dia, Prabowo mendukung soliditas Partai Golkar di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia untuk mendukung jalannya pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca Juga: Isu Munaslub 'Hantui' Golkar, Idrus Marham Sebut Bukan Dari Istana Dalangnya

"Pak Prabowo memulai tugasnya sebagai Kepala Negara, sebagai Presiden Republik Indonesia, sudah mulai mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia bersama-sama mengelola Indonesia ini sebagai rumah besar kita," ujarnya.
"Indonesia adalah milik kita bersama, karena itu, kita ini keluarga satu, karena itu kita harus gotong royong, harus mengembangkan kekitaan, kebersamaan dan lainnya. Ini artinya apa? Ini adalah pencerminan daripada nilai-nilai Pancasila," katanya.
Lebih lanjut, Idrus Marham juga meyakini bahwa tidak ada dorongan dari istana untuk menggelar Munaslub Golkar.
"Makanya Pak Prabowo mengajak, Golkar sudah di dalam, bahkan menjadi bersama-sama dengan Gerindra, sejak tahun-tahun sebelumnya 2014 itu sampai sekarang, itu bersama-sama. Itu dan itu tidak mungkin, sedikit pun tidak mungkin (dorong Munaslub)," ujarnya.