Penunjukan FX Rudy membawa sebuah ironi besar.
Ia adalah sekutu politik terdekat Jokowi saat merintis karier di Solo. Di tengah hubungan dingin antara Istana dan PDIP pasca-Pilpres, penunjukan Rudy bisa ditafsirkan sebagai langkah pragmatis.
Megawati sadar betul bahwa untuk merebut kembali Jateng, PDIP harus bisa "berbicara" dengan bahasa yang dipahami oleh para pemilih loyal Jokowi.
Rudy adalah jembatan itu.
Ia adalah figur yang bisa merangkul kembali para pendukung Jokowi yang kemarin menyeberang, tanpa harus membuat partai kehilangan muka. Ia membawa DNA "Jokowisme"—politik yang menyentuh langsung perut dan hati rakyat—ke dalam struktur partai yang sempat dianggap kaku dan arogan.
Pertarungan PDIP belum usai. Pencopotan Bambang Pacul adalah babak pertama dari sebuah drama panjang untuk merebut kembali supremasi di Kandang Banteng.
Pertaruhan kini ada di pundak FX Rudy: mampukah ia menyembuhkan luka, menyatukan kembali barisan, dan memimpin banteng yang terluka untuk kembali menyeruduk di ajang Pilkada serentak?
Bagaimana pandangan Anda?
Apakah langkah Megawati ini adalah strategi brilian untuk kebangkitan PDIP, atau justru menunjukkan kepanikan pasca-kekalahan telak?
Baca Juga: Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
Bagikan analisis Anda di kolom komentar