Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membangun sebuah monumen patung Ibu Negara pertama, Fatmawati, di kawasan Taman Bendera Pusaka, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menyatakan bahwa patung ini menjadi simbol penghormatan atas jasa historis Fatmawati dalam menjahit bendera Merah Putih yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Pembangunan taman itu sendiri telah dimulai setelah prosesi peletakan batu pertama atau groundbreaking pada Jumat (8/8/2025) lalu.
Pramono menjelaskan bahwa patung tersebut akan menampilkan sosok Fatmawati dalam posisi sedang merajut.
"Jadi di sana nama tamannya kan Bendera Pusaka, dan bendera pusaka itu identik dengan Bu Fatmawati. Ketika membuat kan, benderanya yang menjahit Bu Fatmawati," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Proyek Tanpa APBD dari Donatur
Pramono menegaskan bahwa pembangunan patung yang sarat akan nilai sejarah ini tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.
Seluruh biaya proyek merupakan sumbangan dari donatur yang identitasnya tidak diungkapkan ke publik.
"Ada orang yang berbaik hati ingin menyumbang atau memberikan kepada Taman Bendera Pusaka dan saya sudah setuju itu. Jadi itu bukan dibangun atas APBD ataupun ini, dari dana DKI," ujarnya.
Baca Juga: Taman Bendera Pusaka Bakal Jadi Ikon Baru Jakarta Selatan
Momen peletakan batu pertama pembangunan Taman Bendera Pusaka turut dihadiri oleh Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Kehadiran Megawati, yang merupakan putri dari Fatmawati dan Soekarno, menjadi undangan khusus dari Pramono yang juga merupakan kader PDI Perjuangan.
Kawasan Terpadu Seluas 5,6 Hektare
Taman Bendera Pusaka dirancang sebagai kawasan terpadu yang menggabungkan tiga ruang terbuka hijau yang sudah ada sebelumnya, yaitu Taman Leuser, Taman Ayodya, dan Taman Langsat.
Dengan total luas lahan mencapai 5,6 hektare, taman ini diproyeksikan menjadi salah satu ikon baru di Jakarta Selatan yang tidak hanya berfungsi sebagai ruang publik, tetapi juga sebagai pengendali banjir.
Selain monumen bersejarah, Pemprov DKI Jakarta juga akan melengkapi taman ini dengan berbagai fasilitas modern untuk menunjang aktivitas warga.