Anak Gus Dur ke Balai Kota Pakai Atribut Bajak Laut One Piece: Nggak Usah Takut, Ini Cuma Kartun!

Jum'at, 22 Agustus 2025 | 16:16 WIB
Anak Gus Dur ke Balai Kota Pakai Atribut Bajak Laut One Piece: Nggak Usah Takut, Ini Cuma Kartun!
Ketua Wahid Foundation Yenny Wahid mendatangi Balai Kota Jakarta dengan menggunakan emblem One Piece, Jumat (22/8/2025). [Suara.com/Fakhri]

Suara.com - Ketua Wahid Foundation Yenny Wahid menyambangi Balai Kota DKI Jakarta untuk menemui Gubernur Pramono Anung pada Jumat (21/8/2025).

Namun, bukan hanya agenda pertemuan yang menarik perhatian, melainkan sebuah detail kecil pada penampilannya: sebuah emblem lambang tengkorak alias Jolly Roger dari anime One Piece.

Emblem tersebut terpasang di ujung kerudungnya di bagian punggung.

Secara spesifik, lambang jolly roger yang dipakainya merupakan representasi dari wakil kapten kelompok bajak laut Topi Jerami, Roronoa Zoro.

Ketika ditanya mengenai makna di balik emblem tersebut, Yenny Wahid mengaku sengaja memakainya.

Ia bermaksud menunjukkan kepada para pemangku kebijakan dan aparat penegak hukum bahwa simbolisme dari One Piece tidak seharusnya ditakuti atau direpresi.

Belakangan ini, simbol-simbol dari One Piece memang marak diadopsi oleh publik sebagai medium untuk menyuarakan ketidakpuasan atas berbagai kebijakan pemerintah.

Fenomena ini bahkan sempat memuncak dengan adanya seruan untuk mengganti bendera Merah Putih dengan bendera One Piece menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI pada 17 Agustus lalu.

"Dari dulu sudah nonton anak saya kecil-kecil, saya cuma ingin mengatakan bahwa One Piece tidak usah ditakuti, tidak perlu diberangus, tidak perlu dihapus," ujar Yenny.

Baca Juga: Alarm Keras untuk Gibran: Demo Pati Jadi Sinyal, Analogi Bendera One Piece Bikin Merinding

Putri dari Presiden keempat Abdurrahman Wahid, yang akrab disapa Gus Dur, ini menilai bahwa penggunaan lambang One Piece oleh masyarakat hanyalah sebuah bentuk ekspresi.

Menurutnya, alih-alih melarang, fenomena ini seharusnya memicu introspeksi mendalam di kalangan pejabat mengenai sumber dari meluasnya kekecewaan publik.

"Ini ekspresi saja justru harus menjadi instrospeksi dari pejabat, kenapa rakyat mengambil simbol One Piece? Kenapa rakyat mau mengutarakan ekspresinya dengan memakai tokoh fiktif karena ada ketidakpuasan, itu yang harus jadi introspeksi kita semua," ucapnya.

Ketua Wahid Foundation Yenny Wahid saat menyambangi Balai Kota DKI Jakartamenemui Gubernur Pramono Anung, Jumat (22/8/2025). [Suara.com/Fakhri]
Ketua Wahid Foundation Yenny Wahid saat menyambangi Balai Kota DKI Jakartamenemui Gubernur Pramono Anung, Jumat (22/8/2025). [Suara.com/Fakhri]

"Saya hanya mengatakan nggak usah takut dengan simbol one piece ini hanya tokoh kartun kok," lanjutnya.

Yenny berpendapat, jika pemerintah mampu bekerja secara efektif dan memuaskan harapan masyarakat, maka tidak akan ada kekhawatiran terhadap simbol-simbol kultural semacam One Piece.

"Kalau kita betul betul melaksanakan tugas melayani masyarakat gak perlu takut dengan tokoh dan simbol semacam itu," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?