![Kolase foto Immanuel Ebenezer (kiri) dan Presiden Prabowo Subianto (kanan). [Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/22/16630-prabowo-subianto-immanuel-ebenezer-noel.jpg)
Peran Noel: Diseret atau Ikut Menikmati?
Terungkapnya peran Irvian sebagai "otak" utama memunculkan pertanyaan baru tentang posisi Wamenaker Noel.
Apakah ia adalah korban yang pasif dan hanya "diseret" oleh kelihaian anak buahnya? Ataukah ia adalah atasan yang mengetahui, merestui, dan secara aktif ikut menikmati hasil dari skema tersebut?
KPK menyatakan bahwa dari total Rp6,9 Miliar yang terkumpul, sebagiannya mengalir ke Noel.
Ini mengindikasikan adanya hubungan simbiosis mutualisme yang korup antara atasan dan bawahan. Irvian butuh "perlindungan" dari atasannya, sementara Noel diduga mendapatkan "setoran" dari operasi anak buahnya.
Kasus ini menjadi pelajaran yang sangat mahal tentang bagaimana korupsi bisa merajalela ketika seorang bawahan yang cerdik dan serakah bertemu dengan atasan yang lemah dalam integritas.
Menurut Anda, apakah dalam banyak kasus koruseminar, seringkali "pemain" utamanya justru bukan pejabat tertinggi, melainkan birokrat di level bawah yang menguasai teknis?
Sampaikan analisis Anda di kolom komentar!
Baca Juga: Immanuel Ebenezer Mohon Amnesti Prabowo, Istana: Presiden Tak Bela Pejabat Korupsi!