Suara.com - Di tengah guyuran hujan lebat yang mengubah sungai menjadi arus liar, sebuah pemandangan heroik sekaligus memilukan terekam kamera di Desa Sei Paham, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Video yang viral di media sosial ini bukan sekadar menampilkan keberanian, melainkan sebuah cermin retak yang memantulkan wajah pendidikan di sudut-sudut terlupakan negeri ini.
Rekaman itu memperlihatkan perjuangan sehari-hari yang tak terbayangkan bagi banyak orang.
Sekelompok anak berseragam merah-putih menantang bahaya, melewati sungai dengan perahu kayu atau sampan sederhana demi sebuah cita-cita bernama sekolah.
Tiba-tiba, skenario terburuk terjadi. Perahu kecil yang mereka tumpangi mogok di tengah arus deras. Sampan rapuh itu mulai oleng, terisi air hujan, dan nyaris menelan para penumpangnya.
Di saat kepanikan mungkin melanda, seorang bocah dari perahu lainnya menunjukkan ketenangan dan keberanian yang luar biasa.
Tanpa pikir panjang, ia dengan sigap memutar haluan perahunya, mendekati teman-temannya yang terancam, dan menarik perahu mereka yang mogok menuju tepian.
Sebuah aksi penyelamatan spontan yang lahir dari solidaritas dan naluri untuk bertahan hidup, sebuah kepahlawanan yang seharusnya tak perlu ia pikul di usianya yang begitu belia.
Kejadian ini bukanlah insiden tunggal. Ini adalah potret keseharian ribuan anak di berbagai pelosok Indonesia.
Baca Juga: Viral Dedi Mulyadi Sebut Rakyat Juga Korupsi Sama Seperti Politisi: Dikasih Lapak 1 Ambil 5
Mereka adalah para pejuang ilmu yang terpaksa bertaruh nyawa karena ketiadaan transportasi yang aman.

Dan yang paling utama, ketiadaan perhatian serius dari pemerintah. Di saat narasi tentang kemajuan pendidikan digital dan kurikulum modern didengungkan di ibu kota, anak-anak di Sei Paham masih bergelut dengan masalah paling fundamental akses dan keselamatan.
Video ini adalah tamparan keras bagi kita semua. Ia menunjukkan ironi yang menyakitkan, di mana semangat belajar anak-anak di daerah terpencil jauh melampaui fasilitas yang negara sediakan untuk mereka.
Keberanian bocah itu bukanlah sesuatu yang harus dirayakan secara berlebihan, melainkan sebuah pengingat getir bahwa sistem telah gagal memberikan rasa aman bagi generasi penerusnya.
Solidaritas di antara mereka begitu kuat karena mereka tahu, sering kali hanya ada satu sama lain untuk diandalkan.
Sudah saatnya video ini menjadi lebih dari sekadar konten viral. Ia harus menjadi agenda, sebuah desakan kuat bagi para pemangku kebijakan untuk membuka mata dan melihat lebih jauh dari pusat kota.