Suara.com - Gedung Parlemen di Senayan, Jakarta, kembali menjadi lautan massa pada Senin (25/8/2025). Ratusan orang dari berbagai aliansi mahasiswa dan pemuda menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran dengan membawa sejumlah tuntutan keras yang menyorot kinerja para wakil rakyat.
Aksi yang informasinya telah menyebar luas melalui platform X dan pesan berantai WhatsApp sejak beberapa hari sebelumnya, dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Para demonstran yang datang dari berbagai elemen menyuarakan mosi tidak percaya terhadap lembaga legislatif.
Empat tuntutan utama menjadi gema di sepanjang aksi, yang paling keras adalah seruan untuk membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Selain itu, massa juga menuntut penghapusan gaji dan tunjangan anggota DPR, mendesak pengesahan segera Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset, hingga tuntutan spesifik untuk melengserkan Puan Maharani dari kursi Ketua DPR.
Seruan aksi ini diikuti oleh berbagai kelompok, di antaranya Dewan Pengurus Pusat Generasi Milenial Indonesia, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indraprasta PGRI, BEM Nusantara Pengurus Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia (SEMMI) Jakarta Timur, dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Barat.
Jalan Gatot Subroto Lumpuh Total
Dampak dari aksi massa ini langsung terasa di salah satu urat nadi lalu lintas ibu kota. Pihak kepolisian terpaksa melakukan rekayasa lalu lintas di Jalan Gatot Subroto, tepat di depan kompleks parlemen.
Pantauan di lokasi sekitar pukul 11.30 WIB menunjukkan, arus kendaraan dari arah Semanggi yang hendak menuju Slipi atau Grogol dialihkan sepenuhnya ke Jalan Gerbang Pemuda. Jalanan di depan Gedung DPR/MPR RI praktis ditutup dan dikuasai oleh para pengunjuk rasa.
Hanya jalur Transjakarta yang masih dibuka secara terbatas untuk memastikan mobilitas transportasi umum tetap berjalan, meskipun dengan perlambatan yang signifikan.
Baca Juga: Demo 25 Agustus Memanas! Massa Sempat Dicegat Barikade Polisi saat Longmarch ke DPR
1.250 Aparat Gabungan Disiagakan
Mengantisipasi eskalasi massa, sebanyak 1.250 personel gabungan dari unsur Polri, TNI, dan Pemda DKI Jakarta telah dikerahkan untuk melakukan pengamanan berlapis di sekitar lokasi.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, menyatakan bahwa pihaknya mengedepankan pendekatan humanis dalam mengawal jalannya penyampaian aspirasi.
"Kami ingin memastikan kegiatan berlangsung aman, tertib dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat lainnya," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan bahwa pengaturan lalu lintas akan terus dilakukan secara situasional, menyesuaikan dengan kondisi dan pergerakan massa di lapangan. Masyarakat yang tidak memiliki kepentingan diimbau keras untuk menghindari kawasan Senayan dan menggunakan jalur-jalur alternatif.