Komposisi Stainless Steel 201: Diduga Jadi Baki Makanan MBG, Non Food Grade, Terkandung Minyak Babi

Yohanes Endra Suara.Com
Selasa, 26 Agustus 2025 | 13:23 WIB
Komposisi Stainless Steel 201: Diduga Jadi Baki Makanan MBG, Non Food Grade, Terkandung Minyak Babi
Ilustrasi - Komposisi Stainless Steel 201, Diduga Dijadikan Baki Makanan Program MBG. (Suara.com/Lilis)

Suara.com - Publik kembali dikejutkan dengan hasil investigasi yang menyebutkan jika ada temuan baki makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dapat membahayakan kesehatan anak-anak Indonesia.

Dalam investigasi itu bahkan tercium kecurangan di tingkat pemerintah yang mengadakan baki makanan program MBG tersebut.

Ini karena bahan baki makanan itu diduga adalah Stainless Steel 201. Meski dalam laporan itu belum dapat dipastikan.

Hanya dugaannya, baki makanan MBG dicampur antara stainless steel 304 (food grade) dengan 201 (non food grade).

Disebutkan juga jika baki makanan program MBG beberapa dibeli dari China.

Ada yang memesan di pabrik besar China yang dilabeli 'Made In Indonesia'.

Ilustrasi makan bergizi gratis (MBG). (Suara.com)
Ilustrasi makan bergizi gratis (MBG). (Suara.com)

Bahkan ada indikasi baki makanan itu juga mengandung minyak babi dalam proses pembuatannya.

Hal ini membuat publik murka, salah satunya diungkapkan akun X @/fahrisalam.

"Fak banget negara ini! Nampan MBG sengaja dilabeli "made in indonesia" tapi aslinya bikinan industri rumahan China. Mengandung lemak babi. Bahannya bahkan di China dilarang," tulis akun tersebut.

Baca Juga: Menteri Pigai: MBG Adalah Hak Asasi, Negara Wajib Penuhi!

Lalu apa sebenarnya komposisi dari Stainless Steel 201?

Melansir Orinox Steel, stainless steel 201 adalah paduan baja tahan karat yang umum digunakan, yang dikenal sebagai alternatif yang lebih ekonomis daripada baja tahan karat seri 300, seperti 304.

Perbedaan utama terletak pada komposisi kimianya, di mana stainless steel 201 menggantikan sebagian nikel dengan unsur lain, terutama mangan dan nitrogen.

Berikut adalah komposisi kimia khas dari stainless steel 201:

- Kromium (Cr): 16-18%

- Nikel (Ni): 1-2.5%

- Mangan (Mn): 5.5-7.5%

- Nitrogen (N): hingga 0.25%

- Karbon (C): hingga 0.15%

- Silikon (Si): hingga 1.0%

Dengan kandungan nikel yang lebih rendah, stainless steel 201 memiliki ketahanan korosi yang lebih rendah dibandingkan dengan stainless steel 304 atau 316.

Hal ini membuatnya lebih rentan terhadap korosi, terutama jika sering terpapar makanan asam atau garam.

Ilustrasi menu program makan bergizi gratis alias MBG. (ist)
Ilustrasi menu program makan bergizi gratis alias MBG. (ist)

Korosi yang terjadi dapat menyebabkan karat dan berpotensi mencemari makanan.

Dalam dunia industri, stainless steel yang direkomendasikan sebagai food grade adalah tipe 304 dan 316 karena ketahanan korosinya yang superior dan stabilitasnya.

Meskipun 201 secara umum dianggap aman untuk kontak dengan makanan, penggunaannya dalam skala besar dan berkelanjutan, terutama dengan berbagai jenis makanan yang memiliki kadar keasaman berbeda, memerlukan pengawasan ekstra untuk menghindari potensi kontaminasi.

Beberapa pihak bahkan menyebut 201 sebagai non food grade jika dibandingkan dengan 304.

Cara Mengetahui Produk Mengandung Stainless Steel 201

Tak ada kode khusus untuk mengetahui produk itu mengandung stainless steel 201, maka harus dilakukan beberapa tes sederhana.

Meskipun tidak ada tes tunggal yang 100% akurat tanpa peralatan laboratorium, ada beberapa metode yang bisa membantu mengidentifikasi karakteristiknya.

1. Uji Magnet

Tes ini adalah cara yang paling umum dan mudah. Stainless steel 201 bersifat magnetis atau memiliki daya tarik magnet yang lemah.

Ini berbeda dengan stainless steel 304 yang hampir non-magnetis.

2. Uji Asam

Teteskan sedikit asam nitrat (HNO) ke permukaan baja. Jika warnanya berubah menjadi kecoklatan, itu kemungkinan besar adalah stainless steel 201.

Sama seperti asam nitrat, Anda bisa menggunakan sedikit asam sulfur. Jika terjadi reaksi dengan perubahan warna, itu mengindikasikan bahwa baja tersebut bukan tipe 304.

3. Uji Elektrokemikal

Anda juga bisa menggunakan alat tes elektrokemikal. Alat ini biasanya digunakan untuk membedakan antara baja 201, 304, dan 316.

Meskipun lebih akurat, alat ini umumnya tidak tersedia untuk penggunaan pribadi.

4. Uji Spektrometer

Ini adalah cara paling akurat untuk mengidentifikasi stainless steel.

Alat ini akan memberikan komposisi kimia baja secara detail, termasuk kandungan nikel, mangan, dan kromium.

Alat ini biasanya digunakan di laboratorium atau pabrik.

Ada Kandungan Minyak Babi?

Berdasarkan laporan Indonesia Business Post, kandungan minyak babi dalam baki makanan yang diduga untuk MBG ini pada proses pembuatan.

Minyak babi dalam proses pembuatan baki makanan tipe 201 maupun 304 ini digunakan sebagai pelumas yang dicampurminyak mineral dan bahan aditif lainnya.

Fungsinya untuk mengurangi gesekan dan meningkatkan kinerja mesin selama fabrikasi baja tahan karat.

Kontributor : Tinwarotul Fatonah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?