Mahfud MD Bongkar Strategi 'Joko Tingkir' Prabowo: Pencitraan Pahlawan atau Penyelamat Sejati?

Selasa, 26 Agustus 2025 | 15:41 WIB
Mahfud MD Bongkar Strategi 'Joko Tingkir' Prabowo: Pencitraan Pahlawan atau Penyelamat Sejati?
Pengamat Politik, Mahfud MD saat berbincang-bincang terkait suasana politik Indonesia saat ini. (TikTok)

Pola serupa terulang dalam isu kelangkaan atau rencana pembatasan distribusi gas elpiji 3 kg.

Ketika masyarakat mulai sulit mendapatkan "gas melon" dan harganya meroket, kepanikan melanda.

Pemerintah seolah lamban merespons, membiarkan isu ini menjadi bola liar.

Lagi-lagi, Prabowo muncul dengan pernyataan yang menenangkan dan solusi yang populis, memperkuat citranya sebagai pemimpin yang responsif terhadap denyut nadi rakyat.

Dua kasus ini menunjukkan pola yang sama: muncul wacana kebijakan yang meresahkan, publik dibuat panik, lalu sang pemimpin datang sebagai juru selamat.

Gaya Politik "Problem-Reaction-Solution" di Panggung Dunia

Taktik yang digambarkan sebagai politik "Joko Tingkir" bukanlah hal baru di dunia.

Dalam ilmu politik, strategi ini dikenal sebagai "Problem-Reaction-Solution" atau "Manufactured Crisis".

Tujuannya adalah untuk memanipulasi opini publik guna menerima kebijakan yang mungkin awalnya akan ditolak.

Baca Juga: Pesta Bintang Jasa Prabowo Dikritik: Terlalu Dini, Fadli Zon dan Teddy Jadi Sorotan

Contoh Internasional: Beberapa analis menunjuk bagaimana beberapa pemimpin dunia menggunakan isu imigrasi atau ancaman terorisme.

Ancaman tersebut "diperbesar" melalui media dan retorika politik, menciptakan ketakutan (reaksi).

Sebagai solusinya, pemerintah mengajukan kebijakan keamanan yang lebih ketat atau undang-undang yang membatasi kebebasan sipil, yang kemudian diterima oleh publik yang ketakutan.

Meskipun sulit dibuktikan secara langsung, gaya ini sering diatribusikan kepada pemimpin populis yang ingin memperkuat cengkeraman kekuasaannya dengan tampil sebagai satu-satunya pelindung rakyat dari "ancaman" yang ada.

Baik untuk Pencitraan, Buruk untuk Pemerintahan?

Meskipun efektif untuk mendongkrak citra dan elektabilitas dalam jangka pendek, gaya politik ini menyimpan bahaya laten untuk masa depan tata kelola pemerintahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?