Tragis, Remaja 13 Tahun Meninggal Usai Makan Tiga Bungkus Mi Instan Mentah

Yazir F Suara.Com
Selasa, 26 Agustus 2025 | 20:14 WIB
Tragis, Remaja 13 Tahun Meninggal Usai Makan Tiga Bungkus Mi Instan Mentah
Ilustrasi mi instan (freepik)
Kesimpulan
  • Remaja di Mesir meninggal usai makan mi instan mentah
  • Makan mi instan lagi jadi tren di media sosial
  • Tidak ditemui tanda-tanda keracunan di tubuh remaja tersebut

Suara.com - Seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun bernama Hamza, asal Kairo, Mesir, dilaporkan meninggal dunia secara tragis setelah mengonsumsi tiga bungkus mi instan mentah.

Melansir Daily Mail, remaja tersebut tiba-tiba merasa tidak enak badan sekitar setengah jam setelah mengonsumsi mi kering tersebut.

Ia mengeluhkan gejala-gejala tak biasa usai mengonsumsi makanan instan tersebut, seperti sakit perut hebat, berkeringat hingga muntah.

Meski sempat dilakukan berbagai upaya penyelamatan Hamza saat berada dalam ambulans, nyawa remaja tersebut tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit.

Ayah korban memberikan kesaksiannya dalam sebuah pernyataan singkat.

“Putra saya meninggal dalam perjalanan, setelah petugas medis gagal melakukan resusitasi,” ungkap sang ayah kepada harian Al-Masry Al-Youm dikutip pada Selasa, 26 Agustus 2025.

Hamza, remaja 13 tahun yang meninggal usai makan tiga bungkus mi instan mentah (thenightly)
Hamza, remaja 13 tahun yang meninggal usai makan tiga bungkus mi instan mentah (thenightly)

Penyebab Kematian

Kematian mendadak Hamza mengejutkan banyak pihak dan langsung memicu penyelidikan dari otoritas setempat.

Kepolisian dan Kejaksaan Umum Mesir segera menahan pemilik toko yang menjual mi instan tersebut dan menyita produk untuk pengujian laboratorium.

Baca Juga: Apa Kabar Kasus Maut Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi? Kompolnas Turun Tangan

Pada awalnya, pihak berwenang mencurigai adanya racun atau zat berbahaya dalam produk makanan tersebut.

Namun, hasil otopsi menyatakan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda keracunan atau zat ilegal dalam tubuh Hamza.

Dokter forensik kemudian menyimpulkan bahwa penyebab kematian adalah obstruksi pencernaan akut akibat konsumsi mi mentah dalam jumlah besar.

Hal ini menyoroti risiko serius dari konsumsi makanan olahan tanpa dimasak dengan benar.

Tragedi ini memicu perdebatan nasional di Mesir mengenai keamanan makanan ringan olahan dan pengawasan pemerintah terhadap produk tersebut.

Kandungan Mi Instan

Para ahli gizi telah lama memperingatkan bahwa konsumsi berlebihan dapat berdampak pada kesehatan, terutama pada sistem pencernaan dan fungsi organ vital.

Profesor Lauren Ball dan Dr. Emily Burch, dalam The Conversation, menyebutkan bahwa mi instan biasanya tidak mengandung banyak serat karena terbuat dari gandum olahan.

“Serat makanan penting untuk menjaga pencernaan tetap teratur dan mendukung kesehatan usus,” tulis mereka.

Sementara, serat makanan penting untuk membantu menjaga pencernaan tetap teratur dan mendukung kesehatan usus.

Selain itu, asupan natrium yang tinggi dapat membebani jantung dan ginjal.

Satu bungkus mi instan dapat mengandung hingga 1330 mg natrium, mendekati batas harian yang direkomendasikan WHO, yaitu 2000 mg.

Kelebihan natrium dapat memberi tekanan pada jantung dan ginjal, meningkatkan risiko penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes.

Tren Viral Makan Mi Mentah di Media Sosial

Kasus Hamza terjadi di tengah tren media sosial yang mempopulerkan tantangan makan mi instan mentah.

Video bertajuk “Makan Ramen Mentah” telah ditonton jutaan kali di TikTok dan platform lainnya, memicu kekhawatiran baru dari para ahli kesehatan.

Padahal, mengonsumsi mi instan mentah dapat menyebabkan dehidrasi parah dan penyumbatan usus, yang dapat berakibat fatal.

Mi instan memang menjadi makanan favorit di kalangan anak muda Mesir maupun orang-orang dari negara lain. Harga yang murah dan cara penyajian yang praktis membuat makanan instan tersebut begitu digemari.

Tragedi ini bukan yang pertama terkait mi instan, mengingat sebelumnya seorang gadis di Kirkuk, Irak, juga dilaporkan meninggal setelah mengonsumsi produk serupa.

Meskipun penyebab pasti saat itu tidak dikonfirmasi, kasus tersebut menambah daftar kekhawatiran publik terhadap mi instan.

Kontributor : Rizka Utami

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?