Suara.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, memberikan klarifikasi keras terkait pernyataannya yang sempat menuai polemik yang menyebut "mental orang tolol sedunia".
Ia menegaskan bahwa label tersebut ditujukan spesifik kepada oknum-oknum yang menyerukan pembubaran DPR.
Terlebih lagi, oknum-oknum tersebut melakukan aksi anarkis dan sama sekali bukan untuk masyarakat luas yang memberikan kritik.
Sahroni merasa ucapannya sengaja dipelintir atau "digoreng" untuk membenturkan dirinya dengan publik.
"Jadi orang digoreng-goreng seolah gue memunculkan objek masyarakat adalah tolol sedunia, kan gendeng," ujar Sahroni memberikan penjelasannya kepada Suara.com, Selasa (26/8/2025).
Ia dengan tegas membantah telah menyebut masyarakat tolol.
Baca juga: Kelebihan Uang dari Pajak, DPR Sepakat Bagi-Bagi Bonus ke Rakyat
![Rapat Paripurna DPR RI [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/03/05/40120-rpat-paripurna-dpr-ilustrasi-dpr.jpg)
"Jangan sampai seolah-olah gue menyampaikan 'masyarakat yang ngomong bubar itu tolol', kan enggak ada ucapan gue itu, Bang," tegasnya.
"Tadi gue kirimin ucapan video yang langsung bahwa gue enggak ada tuh bicara masyarakat tolol, enggak ada, salah itu," dia menambahkan.
Baca Juga: 5 Fakta Pascol 'Raja Bar-bar': Dulu Kuli, Kini Nekat Teriakkan 'Bubarkan DPR' di Jalan
Sahroni menegaskan, pernyataannya bukan ditujukan untuk masyarakat umum, melainkan spesifik untuk "pihak-pihak" yang menggabungkan agenda politik dengan upaya membubarkan DPR.
"Bagi pihak-pihak yang mengatakan upaya bubarin DPR, yang gue bilang mental tolol sedunia itu pihak-pihak, bukan konotasinya 'masyarakat yang ngomong bubar itu tolol'. Itu salah, gue ini enggak ada bahasa itu," pungkasnya.
Seperti diketahui, suhu politik nasional memanas setelah Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, melontarkan pernyataan keras yang menyasar kelompok yang menyerukan pembubaran parlemen.
Tak tanggung-tanggung, politikus Partai NasDem itu menyebut siapa pun yang menginginkan DPR bubar memiliki mental sebagai "orang tertolol sedunia".
Pernyataan kontroversial ini dilontarkan Sahroni saat melakukan kunjungan kerja di Polda Sumatera Utara pada Jumat (22/8/2025).
Respons ini merupakan balasan terhadap ramai kritik dan seruan demo untuk membubarkan DPR yang viral di media sosial, terutama dipicu oleh kemarahan publik atas gaji dan tunjangan anggota dewan yang dinilai fantastis.
Dengan nada tinggi, Sahroni menegaskan bahwa gagasan membubarkan lembaga legislatif adalah sebuah kekeliruan fatal.
Menurut dia, bahwa meskipun kritik, komplain, bahkan caci maki diterima sebagai bagian dari risiko jabatan, ada batasan etika yang menurutnya telah dilanggar oleh wacana pembubaran tersebut.