Ia menegaskan bahwa kekosongan BBM di SPBU swasta seperti Shell dan BP bukan disebabkan oleh pembatasan izin impor BBM.
Namun, Yuliot mengaku masih akan mengecek detail soal izin impor kepada Direktorat Jenderal Migas.
Ia menekankan, persoalan ini sudah menjadi bahasan serius di internal Kementerian ESDM agar tidak berlarut-larut dan menimbulkan kepanikan di masyarakat.
4. Permintaan BBM Nasional Membludak Sejak Awal Tahun
Jika ditelusuri lebih jauh, salah satu penyebab persoalan pasokan ini adalah lonjakan permintaan BBM yang terjadi pada Februari 2025.
Menurut Yuliot, saat itu konsumsi bahan bakar meningkat jauh lebih tinggi dari perkiraan, sehingga pemerintah terpaksa menetapkan batasan kuota.
Dampaknya kini masih terasa, terutama di SPBU swasta yang bergantung pada distribusi impor.
Pemerintah sendiri mengaku sudah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pasokan energi nasional, demi memastikan stok tetap terjaga di tengah tingginya kebutuhan masyarakat.
5. Pemerintah Janji Masalah Segera Tuntas
Baca Juga: Alasan Stok BBM Kosong di SPBU BP-AKR dan Shell, Imbas Pembatasan Impor?
Kekosongan stok BBM jelas membuat resah. Namun, Yuliot memastikan bahwa Kementerian ESDM tidak tinggal diam.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan untuk menata kembali kebutuhan energi nasional.
Tujuannya jelas: agar distribusi BBM kembali lancar dan masyarakat tidak lagi kesulitan mencari bahan bakar non-subsidi.
Sementara itu, Shell Indonesia meminta masyarakat terus memantau pembaruan informasi melalui situs resmi www.shell.co.id/Ketersediaan-BBM.
![SPBU Shell di Tanah Air menyediakan produk bahan bakar selaras aturan Euro 4 [Shell Indonesia].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/07/23989-spbu-shell.jpg)
Fenomena kosongnya stok BBM di SPBU Shell menjadi alarm penting tentang rapuhnya rantai pasokan energi, khususnya di sektor swasta.
Meski Shell Indonesia sudah menyampaikan permohonan maaf dan pemerintah turut turun tangan, banyak pengendara terlanjur merasakan dampaknya.