- Polda Metro Jaya cegah 120 pelajar ikut demo buruh, kedapatan terpengaruh ajakan medsos.
- Polisi tekankan tindakan preventif-humanis, berikan edukasi agar pelajar tak dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab.
- Tiga kanal medsos teridentifikasi sebar ajakan provokatif, masyarakat diimbau bijak gunakan media sosial.
Suara.com - Polda Metro Jaya menghalau 120 pelajar yang hendak bergabung dalam aksi unjuk rasa buruh yang berlangsung pada Kamis (28/8/2025).
Mereka dicegah aparat kepolisian pada Kamis pagi saat akan memasuki Kota Jakarta.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menegaskan bahwa tindakan ini bukan dalam rangka penangkapan, melainkan upaya preventif yang mengedepankan edukasi.
Para pelajar tersebut, dihalau sejak jam 08.30 pagi di berbagai titik lokasi yang meliputi Bekasi Kabupaten, Bekasi Kota, Tangerang Kota, Depok, dan Jakarta Pusat.
“Pelajar yang ditemukan, dicegah, tadinya mau berangkat ke sini itu jam 8.30, posisi jam 8.30 pagi tadi itu ada 120 yang dicegah, dilindungi," kata Ade ditemui di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Kombes Ade Ary menekankan bahwa perlakuan terhadap para pelajar ini sangat humanis.
“Itu juga tetap dilakukan tindakan secara humanis karena itu adalah anak-anak kita, keluarga kita juga diberikan edukasi, diingatkan," tambahnya.
Lebih lanjut, dari hasil interogasi awal yang dilakukan secara humanis, para pelajar mengakui bahwa kedatangan mereka untuk berunjuk rasa adalah karena terpengaruh ajakan di media sosial.
"Berdasarkan interogasi komunikasi awal rekan-rekan kami di lapangan secara humanis, diajak ngobrol baik-baik, mereka, pelajar ini mengakui bahwa datang ke sini untuk demo, karena ikut ajakan medsos," ungkapnya.
Baca Juga: Imbau dari Polda Metro Jaya Buat yang Berunjuk Rasa di DPR: Tidak Live TikTok di Demo!
Polda Metro Jaya berhasil mengidentifikasi setidaknya tiga kanal media sosial yang diduga menyebarkan ajakan provokatif tersebut.
“Setidaknya ada tiga kanal medsos tadi yang sudah teridentifikasi, memberikan ajakan. Tentunya ini dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang ingin memanfaatkan situasi, yang ingin memanfaatkan anak-anak ini, pelajar ini, untuk ikut lakukan kegiatan," tegasnya.
Pihak kepolisian berharap kerja sama dari semua pihak, termasuk orang tua dan masyarakat, untuk mencegah anak-anak terlibat dalam kegiatan yang berpotensi merugikan.
Sebelumnya diberitakan, sebagian besar pelajar yang diamankan tersebut masih menggunakan seragam.
Dari hasil pemeriksaan mereka mengaku ingin mengikuti aksi demo bersama buruh di DPR karena mendapat ajakan di media sosial.
Ade Ary menilai ajakan terhadap pelajar untuk berdemo tidak bisa dibenarkan. Karena itu ia mengimbau masyarakat untuk bijak bermedia sosial.
"Bijaklah bermain media sosial, jangan digunakan untuk hal-hal yang tidak baik, apalagi mengajak anak-anak ikut aksi," katanya.