Pramono Anung: Jakarta Tak Bisa Maju Sendirian! Ini Rencana Ambisius untuk Jabodetabek

Kamis, 28 Agustus 2025 | 21:27 WIB
Pramono Anung: Jakarta Tak Bisa Maju Sendirian! Ini Rencana Ambisius untuk Jabodetabek
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung saat mendatangi susur sungai di Jakarta, Kamis (31/7/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Kesimpulan

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan pentingnya sinergi pembangunan antara Jakarta dengan kota-kota penyangga di kawasan aglomerasi Jabodetabek.

Menurutnya, Jakarta tidak mungkin berkembang sendiri tanpa dukungan daerah sekitar.

Pernyataan tersebut disampaikan Pramono saat menghadiri kick off Panitia Antarkementerian/Non-Kementerian (PAK) Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Rencana Induk Pembangunan Kawasan Aglomerasi (RIPKA) Jakarta, di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025).

"Saya ingin kota-kota di sekitar Jakarta ikut berkembang. Jakarta tidak bisa maju sendirian. Kalau Jakarta maju, kota penyangganya juga harus maju bersama," kata Pramono, Kamis.

Pramono menilai salah satu aspek yang harus mendapat perhatian serius adalah transportasi publik.

Saat ini, tingkat konektivitas transportasi di Ibu Kota sudah mencapai lebih dari 91 persen.

Pemprov DKI juga telah membuka enam rute Transjabodetabek, di antaranya Alam Sutera-Blok M, PIK2-Blok M, Bogor-Blok M, Sawangan-Lebak Bulus, Vida Bekasi-Cawang, dan Bekasi-Dukuh Atas.

Namun, jumlah pengguna transportasi umum masih rendah.

Mantan Sekretaris Kabinet itu mengakui, masyarakat yang rutin memanfaatkan transportasi publik masih di bawah angka 24 persen.

Baca Juga: PSI Tolak Keras Privatisasi BUMD PAM Jaya Lewat IPO: Warga Terancam Tarif Meroket

Kondisi ini membuat kebutuhan pembangunan di kawasan aglomerasi semakin mendesak untuk dioptimalkan.

"Karena itu, kita perlu setengah memaksa masyarakat untuk beralih ke transportasi umum agar wajah Jakarta menjadi lebih baik,” tegasnya.

Pramono juga menekankan bahwa pembangunan kawasan aglomerasi tak hanya berkutat pada urusan mobilitas manusia, tetapi juga harus mencakup pengelolaan udara, air, hingga limbah.

"Jakarta siap menjalankan ini dengan sungguh-sungguh. Setiap hari ada 4,4 juta jiwa yang keluar-masuk Jakarta, ditambah hampir 11 juta penduduk yang tinggal di kota ini. Jika tidak diatur dengan baik, hal ini bisa menjadi masalah besar di masa depan," jelasnya.

Ia menambahkan, keberhasilan RIPKA akan memberi dampak luas, bukan hanya untuk Jabodetabek, tetapi juga untuk perekonomian nasional.

"Kawasan ini menyumbang lebih dari 25 persen PDB nasional. Bahkan, pada semester pertama kemarin kontribusinya tercatat 16,61 persen. Belum lagi peran Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, hingga Cianjur yang secara signifikan memengaruhi wajah perekonomian nasional, baik dalam jangka pendek maupun panjang," ujar Pramono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?