Jeritan Hati Karyawan Shell di Tengah Kelangkaan Bensin yang Tak Kunjung Usai: Teman Saya Dirumahin

Senin, 01 September 2025 | 15:25 WIB
Jeritan Hati Karyawan Shell di Tengah Kelangkaan Bensin yang Tak Kunjung Usai: Teman Saya Dirumahin
Curhata karyawan SPBU Shell [Shell Indonesia].
Baca 10 detik
  • Video viral berisi curahan hati karyawan SPBU swasta.
  • Kelangkaan BBM menyebabkan banyak pekerja terancam kehilangan pekerjaan.
  • Karyawan merasa ada persaingan tidak sehat yang sangat menyudutkan mereka.

Suara.com - Sebuah video amatir yang merekam curahan hati seorang karyawan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell viral di media sosial.

Hal tersebut menjadi representasi dari keputusasaan dan frustrasi para pekerja di tengah krisis kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang melanda SPBU swasta.

Dalam video tersebut, seorang pria muda berseragam Shell dengan raut wajah lelah meluapkan semua unek-uneknya, sebuah jeritan hati yang kini menjadi suara bagi rekan-rekan seprofesinya.

"Saya sudah nggak tahu lagi sama negara ini mau kayak gimana," ujarnya, memulai keluh kesahnya dengan nada pasrah.

Video tersebut dengan cepat menyebar, menyoroti dampak nyata dari kekosongan stok bensin yang telah berlangsung selama beberapa waktu di sejumlah SPBU swasta, termasuk Shell dan BP.

Bagi karyawan ini, kondisi tersebut bukan lagi sekadar masalah teknis suplai, tetapi sudah merenggut mata pencaharian rekan-rekannya.

Dengan suara bergetar menahan amarah, ia mengungkapkan fakta paling menyedihkan di balik dispenser BBM yang tak lagi mengalirkan bensin.

"Teman saya pada nganggur, pada di-rumahin, Bang, gara-gara bensin kosong ini," katanya.

Pernyataan ini membuka mata publik bahwa di balik ketidaknyamanan konsumen, ada nasib para pekerja yang kini terancam kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Fakta di Balik Pengakuan Viral Provokator Serang Mako Brimob: Catut Nama Anak TNI Agar Lolos

Ia juga menggambarkan frustrasinya setiap hari, harus menolak pelanggan yang datang dengan harapan.

Rutinitas yang dulu ia nikmati, seperti menyapa pelanggan dan mengucapkan "dimulai dari nol ya, Pak," kini berganti menjadi gestur penolakan yang menyakitkan.

"Dari tadi pada customer gua gini-gini mulu (tangan disilang ). Kosong, Pak, kosong! Saya sampai kangen begitu-begitu (melayani)," ungkapnya pilu.

Ilustrasi SPBU Shell
Curhata karyawan SPBU Shell (Ist)

Kekesalannya memuncak ketika ia menyinggung pernyataan seorang menteri, yang terlihat dari overlay berita dalam video, yang menyarankan masyarakat untuk membeli BBM di Pertamina jika SPBU swasta kosong.

Bagi karyawan ini, pernyataan tersebut bukan solusi, melainkan sebuah bentuk persaingan tidak sehat yang menyudutkan mereka.

"Maksud gua, lu kalau mau laku, jujur. Jangan curang!" serunya dengan lantang. Ia merasa bahwa kebijakan atau kondisi ini seolah sengaja diciptakan untuk menguntungkan satu pihak, sementara para pekerja sepertinya menjadi korban.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?