- Tujuh orang meninggal dunia dalam gelombang demo Agustus
- Korban berasal dari berbagai profesi
- Penyebab kematian korban beragam
Suara.com - Aksi unjuk rasa yang pecah di sejumlah daerah di Indonesia memakan korban jiwa. Tidak hanya demonstran, namun warga yang masih harus bekerja di tengah situasi yang tidak menentu juga rawan menjadi korban.
Update korban meninggal dunia dalam aksi demo 28 Agustus – 1 September 2025 sudah ada tujuh orang kehilangan nyawa akibat protes yang dilayangkan kepada pemerintah tersebut.
Berikut adalah daftar korban meninggal pada aksi unjuk rasa di Jakarta, Solo, Yogyakarta, serta Makassar.
1. Affan Kurniawan, Pengemudi Ojol Jakarta
Affan Kurniawan merupakan pengemudi ojek online atau ojol yang meninggal akibat dilindas kendaraan taktis atau rantis Brimob, Kamis (28/8/2025).
Awalnya, Affan yang tidak sedang mengikuti demonstrasi terperangkap dalam arus demonstran yang dipukul mundur polisi bersama sejumlah pengemudi ojol lain.
Di tengah kepanikan, saat barisan aparat merangsek maju, Affan terjatuh dari sepeda motornya. Kemudian dari kejauhan rantis Brimob terus melaju. Tubuh Affan pun terlindas.
“Padahal sempat ditahan sama massa, sudah teriak ada gojek di bawah, tapi tetap enggak digubris,” tutur Didin, rekan kerja Affan sesama pengemudi ojol yang ikut menyaksikan kejadian tersebut.
2. Empat Orang Meninggal di Demonstrasi Makassar
Baca Juga: Jakarta Kembali Normal, Fasilitas Umum yang Rusak Mulai Diperbaiki
Aksi demonstrasi di Kota Makassar Sulawesi Selatan Jumat (29/8/2025) yang berakhir ricuh hingga terbakarnya Gedung DPRD mengakibatkan lima orang meninggal dunia.
Empat korban tersebut adalah Saiful Akbar (Plt. Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah), Sarinawati (Pegawai DPRD Makassar), M. Akbar Basri (Pegawai DPRD Makassar), dan Rusdamdiansyah (ojek online).
Saiful, Sarinawati, dan Akbar Basri meninggal saat terjadi kebakaran di Gedung DPRD Makassar. Ketiganya tengah bertugas saat aksi itu terjadi.
Kemudian, Rusdamdiansyah alias Dandi meninggal setelah dikeroyok pendemo di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar Jumat (29/8/2025) malam. Ironisnya, Dandi tewas usai dituduh intel oleh peserta aksi hingga dikeroyok secara membabi-buta.
Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kemenkes Makassar di kawasan CPI dalam kondisi kritis dan berujung kehilangan nyawa. Dandi tewas “dibunuh” warga sendiri. Lebih ironis lagi, kasus yang menimpa Dandi seakan “dilenyapkan.”
3. Rheza Sendy Pratama, Mahasiswa Yogyakarta