Refly Harun: Obat Bagi Penyakit Bangsa Ini Menurut Saya Adili Jokowi dan Makzulkan Gibran

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Rabu, 03 September 2025 | 11:50 WIB
Refly Harun: Obat Bagi Penyakit Bangsa Ini Menurut Saya Adili Jokowi dan Makzulkan Gibran
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun. (tangkap layar/ist)
Baca 10 detik
  • Refly Harun mengatakan obat bagi penyakit bangsa ini adalah adili Jokowi dan makzulkan Gibran
  • Roy Suryo menyebut Gibran lebih menonjol sebagai beban di pemerintahan Prabowo
  • Melihat situasi ini, para pengamat mengusulkan dua jalur penyelesaian, jalur konstitusional atau jalur ekstrakonstitusional.

Suara.com - Ketegangan politik di Indonesia sempat mencapai titik didih. Berbagai kalangan masyarakat dan pengamat politik menyoroti kondisi bangsa yang dianggap “abnormal,”.

Dalam sebuah diskusi di akun YouTube Sinkos Indonesia, Roy Suryo, Refly Harun, dan Faizal Assegaf menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap arah politik negara saat ini.

Salah satu pandangan ekstrem yang muncul adalah penegakan keadilan terhadap pemerintahan sebelumnya.

"Obat bagi penyakit bangsa ini adalah menurut saya adili Jokowi dan makzulkan Gibran. Karena ini itu obat mujarab," ujar Refly Harun, yang disambut dengan penegasan, “Oh iya, jelas,” dikutip Rabu (3/9/2025).

Diskusi tersebut juga menyoroti isu kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah.

“Eskalasi kekerasan tidak sebesar pada tahun 98, tapi ternyata walaupun eskalasinya di tempat-tempat tertentu, penjarahan sudah terjadi dan di depan aparat, di depan kamera yang jauh lebih canggih dibandingkan tahun 98,” ujar Refly Harun.

Ini menunjukkan bahwa kemarahan rakyat sudah mencapai tingkat yang sulit dikendalikan oleh elit politik manapun.

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang baru saja terbentuk, juga menjadi sorotan tajam. Banyak yang mempertanyakan ketahanannya di tengah gejolak ini.

“Saya malah berpikir, waduh nih tidak sekuat yang kita bayangkan kalau begini caranya. Artinya dengan sedikit goyangan maka pemerintahan seperti sudah goyang begini,” ungkap Refly Harun.

Baca Juga: Apa Isi Desakan PBB untuk Pemerintahan Prabowo dan Gibran?

Bahkan, ada yang menulis bahwa Prabowo “kok sendirian ya” dalam menghadapi situasi ini, tanpa dukungan kuat dari lingkaran dalamnya.

Peran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga tidak luput dari kritik, “Gibran menurut saya ketimbang dia itu aset justru lebih menonjol sebagai beban,” ucap Roy Suryo.

“Karena dia beban maka ya Prabowo harus menghilangkan beban ini,” lanjut Roy Suryo.

Kehadiran Gibran dinilai memperuncing polarisasi, terutama karena ia terlihat “hanya nyaman di kelompoknya sendiri,” bahkan menerima kelompok relawan yang justru menyuarakan penggulingan Prabowo.

“Loh, itu kan aneh kan,” ujar Roy Suryo

Beberapa peristiwa lain yang mengindikasikan ketidakstabilan juga diangkat, seperti pertemuan elit partai dengan Presiden Prabowo tanpa didampingi Wakil Presiden, serta insiden pembagian sembako oleh Bobby Nasution di Medan yang dianggap sebagai “politik pencitraan tinggi sekali,” di tengah krisis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?