Surga Kuliner Blok M Mendadak Pudar, Pengusaha Menangis Hadapi Kenaikan Sewa Brutal

Rabu, 03 September 2025 | 14:29 WIB
Surga Kuliner Blok M Mendadak Pudar, Pengusaha Menangis Hadapi Kenaikan Sewa Brutal
Sejumlah warga berkunjung di Mal Blok M, Jakarta, Selasa (7/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com -  Kabar mengejutkan datang dari pusat kuliner District Blok M yang sempat viral dan menjadi primadona baru di Jakarta Selatan.

Sejumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serempak mengumumkan pamit dan menutup gerai mereka.

Keputusan pahit ini diambil bukan karena sepi pengunjung, melainkan akibat lonjakan harga sewa kios yang dinilai tidak masuk akal.

Salah satu kisah yang paling menyita perhatian datang dari kreator konten sekaligus pengusaha kuliner, Andre Mandor.

Melalui sebuah video emosional di akun Instagram pribadinya, Andre meluruskan bahwa keputusannya tidak terkait dengan aksi demonstrasi yang marak terjadi belakangan ini.

Penyebab utamanya adalah tagihan sewa yang tiba-tiba meroket.

“Jujur yang bikin patah hati, saya baru jualan di sini selama satu bulan,” ungkap Andre dalam videonya. “Tiba-tiba kami dapat tagihan yang harganya tidak masuk akal. Untuk kios saya, naik menjadi Rp15 juta.”

Andre mengaku terpukul karena gerai yang ia bangun dengan modal hasil kerja kerasnya sebagai kreator konten harus berakhir dalam waktu singkat.

“Usaha yang saya bangun pakai tangan sendiri, pakai modal yang saya kumpulin dari ngonten, ya sudah hilang begitu saja. Jangankan balik modal, sepuluh persen saja belum sampai,” keluhnya. Kondisi ini semakin berat karena sang istri tengah mengandung.

Baca Juga: Pedagang Kios di Blok M Angkat Kaki Akibat Sewa Mahal, Pramono Ungkap Penyebabnya

Kisah pilu Andre ternyata dialami oleh banyak pedagang lain di District Blok M. Area yang sempat terbengkalai dan kembali hidup pada akhir 2024 ini mendadak kehilangan denyutnya.

Para pedagang yang sebelumnya meramaikan lokasi tersebut dengan beragam sajian kuliner kini memilih angkat kaki.

Berdasarkan informasi yang beredar, kenaikan harga sewa bervariasi. Beberapa kios mengalami kenaikan menjadi Rp7 juta per bulan, sementara yang lain bahkan mencapai Rp25 juta untuk dua bulan.

Harga sewanya juag bervariasi tergantung viral atau tidaknya makanan atau toko tersebut di media sosial.

Lonjakan drastis inilah yang membuat para pelaku UMKM tidak mampu bertahan.

Menanggapi kegaduhan ini, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, akhirnya angkat bicara.

Ia menjelaskan bahwa pengelolaan kios di kawasan tersebut berada di bawah kerja sama antara PT MRT Jakarta dengan sebuah koperasi.

Sejumlah warga berkunjung di Mal Blok M, Jakarta, Selasa (7/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Sejumlah warga berkunjung di Mal Blok M, Jakarta, Selasa (7/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Menurutnya, telah ada kesepakatan mengenai batas atas dan batas bawah harga sewa, namun terjadi pungutan di luar ketentuan.

“Untuk berdagang di Blok M, memang ada kerja sama antara MRT dengan salah satu koperasi di sana,” terang Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Pramono menegaskan telah memberikan teguran keras kepada Direktur Utama PT MRT Jakarta untuk segera menyelesaikan masalah ini.

Ia bahkan mengancam akan membatalkan kerja sama tersebut jika tidak ada perbaikan.

“Saya sudah menegur Dirut MRT. Kalau memang kerja sama itu tidak bisa dijalankan dengan baik, maka saya minta untuk dibatalkan,” tegasnya. Ultimatum ini menjadi sinyal serius dari pemerintah provinsi untuk melindungi para pelaku usaha kecil dari praktik sewa yang mencekik.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?