- Sjafrie Sjamsoeddin resmi jadi Menko Polkam ad interim, sekaligus Menhan, menjaga stabilitas politik dan pertahanan.
- Kekayaan Sjafrie tercatat Rp 99,12 miliar, sebagian besar tanah dan bangunan, tanpa utang.
- Orang dekat Prabowo sejak 1974, Sjafrie kini berperan penting di Kabinet Merah Putih setelah menerima Jenderal Kehormatan Bintang 4.
Suara.com - Sjafrie Sjamsoeddin resmi menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) ad interim, menggantikan Budi Gunawan.
Penunjukan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 86P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode 2024–2029 pada 8 September 2025.
Hari ini, Sjafrie memimpin rapat perdana sebagai Menko Polkam ad interim di kantor Kemenko Polkam, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).
Dengan jabatan ini, ia kini mengemban dua posisi strategis sekaligus, yakni Menko Polkam dan Menteri Pertahanan (Menhan), yang memengaruhi stabilitas politik, keamanan, dan pertahanan negara.
Kekayaan Sjafrie Sjamsoeddin
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diajukan pada 18 Januari 2025, Sjafrie Sjamsoeddin tercatat memiliki total kekayaan sebesar Rp 99,12 miliar.
Sebagian besar harta Sjafrie berupa tanah dan bangunan yang tersebar di Kabupaten Bogor dan Jakarta Selatan, dengan nilai mencapai Rp 96,38 miliar.
Selain properti, ia juga memiliki dua kendaraan mewah, yakni Lexus Minibus dan Land Rover Discovery 4, dengan total nilai Rp 2,42 miliar.
Tidak hanya itu, Sjafrie juga memiliki kas dan setara kas senilai Rp 316,39 juta. Menariknya, dalam laporan tersebut ia menegaskan tidak memiliki utang sama sekali.
Orang Dekat Prabowo
Sjafrie dikenal sebagai salah satu orang terdekat Prabowo Subianto. Kedekatan mereka terjalin sejak mengikuti pendidikan di Akademi Militer pada 1974.
Dalam jenjang pendidikan itu, Sjafrie lulus sebagai Adhi Makayasa, predikat bagi lulusan terbaik.
Pria kelahiran Makassar, 30 Oktober 1952 ini memulai karir militernya di Kopassus, Korps Komando Pasukan Sandhi Yudha, bersama Prabowo. Selama bertugas, Sjafrie mengikuti penugasan di wilayah konflik seperti Timor-Timor, Aceh, dan Irian Jaya.
Ia juga pernah menjadi Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang mengawal Presiden ke-2 RI Soeharto, termasuk kunjungan ke zona perang Bosnia Herzegovina pada 1995.
Kariernya kian menanjak saat menjabat Panglima Kodam Jaya, di tengah gelombang aksi massa pada 1998 yang menuntut pengunduran diri Presiden Soeharto. Sjafrie berperan penting menjaga keamanan masyarakat di tengah situasi tidak kondusif.