- Rahayu Saraswati menyatakan mundur sebagai anggota DPR RI.
- Keponakan Prabowo itu mengatakan mundur melalui video.
- Sara masih berharap bisa menyelesaikan satu RUU.
Suara.com - Panggung politik nasional dikejutkan dengan keputusan drastis yang diambil oleh Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra ini secara resmi menyatakan pengunduran dirinya dari jabatan legislatif.
Keputusan besar ini diumumkan langsung oleh Saraswati melalui sebuah video emosional yang diunggah di akun Instagram pribadinya pada Rabu (10/9/2025).
Dalam video tersebut, perempuan yang akrab disapa Sara ini tidak hanya mundur, tetapi juga secara terbuka mengakui kesalahannya, menyinggung soal privilege yang dimilikinya, dan mengajukan satu harapan terakhir sebelum benar-benar meninggalkan Senayan.
Pemicu utama pengunduran diri ini adalah kegaduhan publik akibat pernyataannya dalam podcast berjudul "Rahayu Saraswati kupas isu perempuan hingga kolaborasi ekonomi kreatif".
Ia menjelaskan, konten tersebut telah disalahpahami dan sengaja digunakan untuk menyulut amarah, terutama di kalangan generasi muda yang sedang berjuang membangun usaha.
Sara menegaskan, tidak ada niat sedikit pun darinya untuk merendahkan perjuangan mereka.
"Tidak ada maksud maupun tujuan dari saya sama sekali untuk meremehkan bahkan merendahkan upaya dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat, terutama anak-anak muda yang ingin berusaha tetapi menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan," ujar Sara.
Pengakuan Terbuka dan Pertanggungjawaban Moral
Baca Juga: Profil Rahayu Saraswati, Mantan Artis Sekaligus Keponakan Prabowo yang Mundur dari DPR
Sebagai seorang pengusaha yang pernah merintis Event Organizer (EO) dan menjadi penasihat bagi berbagai startup, Sara mengaku sangat memahami betapa sulitnya memulai sebuah bisnis.
Namun, ia sampai pada satu titik kesadaran yang penting: pengakuan atas privilege atau keistimewaan yang ia miliki, termasuk dukungan keluarga besar yang tidak semua orang dapatkan.
Pengakuan inilah yang menjadi inti dari permohonan maafnya. Ia merasa kata-katanya telah melukai banyak orang yang berjuang lebih keras darinya.
"Saya paham bahwa kata-kata saya telah menyakiti banyak pihak, terutama yang saat ini masih berjuang untuk menghidupi keluarganya, bahkan untuk masih bisa bertahan hidup. Kesalahan sepenuhnya ada di saya," katanya dengan tegas, mengambil tanggung jawab penuh.
Sebagai konsekuensi moral atas kesalahannya, ia pun mengambil langkah ksatria.
"Dengan ini, saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada fraksi Partai Gerindra," ucapnya.
Satu Permintaan Terakhir Sebelum Hengkang
Meski telah mantap untuk mundur, keponakan Presiden RI Prabowo Subianto ini masih menyimpan satu harapan besar.
Ia memohon agar diberikan kesempatan untuk menuntaskan satu tugas legislasi yang sangat penting baginya, yaitu pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kepariwisataan.
RUU ini merupakan produk yang sedang digodok di Komisi VII, tempat ia bertugas.
"Saya berharap masih dapat diberikan kesempatan untuk menyelesaikan satu tugas terakhir, yaitu pembahasan dan pengesahan RUU Kepariwisataan yang merupakan produk legislasi kami di Komisi VII," ungkapnya penuh harap.
Pada akhir pernyataannya, Saraswati berjanji tetap mengabdi kepada konstituennya di Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.
Ia berkomitmen akan menggunakan sisa dana di rekening dapil untuk bantuan alat kesehatan dan pelatihan kewirausahaan hingga dana tersebut habis.
"Terakhir, saya tetap berkomitmen untuk berjuang melawan perdagangan orang, pengelolaan sampah berkelanjutan dan isu krisis iklim... pemberdayaan anak-anak muda Indonesia, dan keterwakilan perempuan melalui semua organisasi yang saya pimpin maupun rintis," tutupnya.